ALTERNATE UNIVERSE: INOVASI BUDAYA LITERASI DIGITAL SEBAGAI PENDORONG TUMBUHNYA MINAT BACA MASYARAKAT

oleh
Nur Itsna Fitriani Maghfiroh
SMA Negeri 1 Bojonegoro 2023

Dalam kompetisi menuju Kuarta Abad IDFoS Indonesia (harlah peak IDFoS Indonesia)

PENDAHULUAN

Era digital memang membuka berbagai peluang baru dalam komunikasi dan interaksi sosial. Perkembangan teknologi yang semakin maju tentunya memberikan banyak manfaat jika memang digunakan sesuai dengan kebutuhan, akan tetapi jika masyarakat menggunakan media digital tersebut untuk hal yang negatif tentunya tidak akan mendatangkan manfaat yang positif.

Masyarakat Indonesia memiliki minat membaca yang rendah. Klaim ini didukung oleh data International Literacy Ranking oleh Central Connecticut State University (2016) yang dimuat dalam artikel The World’s Most Cultured Country, yang menjelaskan bahwa Indonesia ikut serta dalam kepentingan negara yang menempati peringkat 60 dari 61 negara. Hasil survei di atas menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.

Fakta bahwa masyarakat lebih sering menghabiskan waktu dengan smartphone daripada membaca menjadi salah satu tantangan di era digital pada saat ini. Dalam era peradaban digital, kemampuan untuk beradaptasi dan memahami teknologi baru menjadi kunci untuk tetap relevan dan kompetitif di dunia yang semakin terkoneksi. Oleh karena itu, perlu literasi digital untuk memastikan bahwa individu dapat menavigasi, memahami, dan berinteraksi dengan dunia digital dengan aman dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan inovasi baru untuk meningkatkan minat baca pada era digital ini. Karya tulis yang tengah digemari oleh masyarakat pada saat ini adalah fanfiction.

Fanfiction memiliki esensi yang sama dengan karya fiksi lainnya, yang membedakan adalah pengarang dan inspirasi di balik cerita atau karakter. Jamieson(2013) mendefinisikan fiksi sebagai tulisan yang berlanjut, menyela, menceritakan kembali, atau mengulangi cerita atau karakter yang ditulis oleh orang lain. Duffet (2013) menulis bahwa fiksi penggemar dibuat oleh penggemar, terinspirasi oleh objek favorit, untuk definisi yang lebih luas. Fanfiction ini ditulis oleh pengarang yang merupakan penggemar dari series, film, buku, atau bahkan selebriti. Salah satu fanfiction adalah Alternate Universe (AU). Genre unik ini adalah cerita yang plotnya berbeda dari kehidupan asli para karakter. Shannon Sauro (2019) menggambarkan AU sebagai cerita fiksi yang mengubah elemen asli dari karakter cerita, seperti mengubah jenis kelamin, ras atau etnis,

profesi, nama, dan status sosial mereka. Dengan kata lain, AU adalah sebuah cerita yang mengalami “proses transformasi narasi untuk lebih mencerminkan keragaman perspektif (imajinasi) dan pengalaman” (Thomas dan Stornaiuolo 2016).

Alternate universe dikenal dengan gaya bahasanya yang unik, dan alur cerita yang ringan, serta memiliki banyak penggemar. Sebagian besar pembaca AU berasal dari pengguna Twitter. Kemudahan membaca AU menjadi salah satu alasan AU memiliki ribuan penonton, terutama di era digital dimana semuanya bisa diakses melalui internet. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah kepopuleran AU mempengaruhi minat orang untuk membacanya.

Alternate universe sendiri bukan hanyalah imajinasi belaka. Namun, saat ini, banyak AU yang mengangkat informasi-informasi yang memuat mengenai pengetahuan, seperti AU berjudul Elokaration Di Rumah Cendi yang mengangkat informasi dan sejarah kota Bengkulu, AU berjudul My Youth yang mengangkat kehidupan sosial mahasiswa FISIP di Universitas Indonesia, juga AU berjudul Housemate yang mengisahkan tentang sisi gelap Kampus yang melakukan Korupsi dengan mahasiswa yang menuntut keadilan.

Memasuki ranah cyber-literation, Alternate universe sendiri dapat menjadi jembatan informasi bagi anak muda yang bosan mengenai buku bacaan yang monoton dan kemudian dikemas dalam suatu platform khusus seperti Twitter dengan balutan imajinasi fiksi yang dikembangkan dan menjadikan sebuah novel bukanlah lagi sesuatu yang membosankan.

Baca juga:  Fenomena Budaya Baru “Pokemon”

Pesatnya kemajuan teknologi tentunya juga membawa kepada semakin luasnya interaksi yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dimana keterbukaan semakin luas. Adanya kemajuan teknologi digital tentunya berpengaruh terhadap budaya masyarakat, adapun pengaruhnya bisa berdampak positif maupun berdampak negatif. Aspek yang paling berpengaruh dengan perkembangan teknologi digital adalah kebudayaan masyarakat yang perlahan-lahan mengalami pergeseran (Setiawan, 2018). Oleh karena itu, bagaimanakah peran Alternate universe dalam meningkatkan minat baca masyarakat dan bagaimana alternate universe menjadi ruang baru dalam literasi digital di tengah peradaban digital.

PEMBAHASAN

Alternate Universe (AU) merupakan salah satu jenis cerita fiksi yang sengaja dibuat oleh seorang penggemar. Namun, latar dan situasi yang berbeda dari kehidupan nyata sang tokoh atau idola digunakan sebagai gambaran ceritanya. Bukan hanya tempat atau dunianya saja, karakter yang digunakan juga berbeda dengan aslinya. Penulis menciptakan tokoh idolanya dengan latar belakang, nama, dan identitas yang sangat berbeda dengan kenyataan yang ada.

Akses membaca alternate universe terbilang mudah dijangkau oleh para pembaca dari berbagai kalangan. Beberapa platform yang acap kali jadi tempat salah satu jenis literasi digital ini diantaranya seperti AO3, Wattpad, dan Twitter. Twitter sendiri sebenarnya bukanlah platform yang berdiri secara khusus untuk berbagai kegiatan literasi. Namun banyak pengguna Twitter yang menulis dan membaca cerita alternate universe dengan alasan kemudahan. Twitter menjadi platform populer untuk membaca cerita AU. Hal itu dikarenakancerita alternate universe pada platform Twitter memiliki ciri khas yaitu cerita AU di Twitter menampilkan cerita dalam bentuk tangkapan layardari roomchat WhatsApp atau Line, cuitan dari Twitter, dan unggahan dari Instagram yang sering menampilkan gambar idola dengan latar belakang dan situasi yang sesuai dengan alur ceritanya. Selain itu, penulis dapat membuat cerita alternate universe dalam format thread. Format thread hadir karena keterbatasan karakter dalam setiap tweet. Sehingga, untuk menulis cerita dalam Twitter memerlukan beberapa tweet yang disatukan dan menjadi thread. Konsep thread ini dinilai menarik, dan juga memungkinkan pembaca untuk mengikuti cerita dari awal hingga akhir.

Pengaruh Alternate Universe Untuk Meningkatkan Minat Baca

Pada hakekatnya, karya tulis merupakan salah satu kebudayaan khususnya dalam bidang literasi yang memiliki peran penting dalam masyarakat. Terutama pada peradaban yang baru, karya tulis ini juga melebur dengan teknologi yang menjadikannya sebuah karya tulisan yang dapat dinikmati dimanapun selama terkoneksi dengan internet. Minat baca merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan literasi masyarakat. Meningkatkan minat baca di tengah-tengah kemajuan teknologi dan banjirnya informasi bukanlah hal yang mudah. Diperlukan pendekatan dan inovasi yang kreatif untuk memikat hati pembaca. ‘Alternate Universe’ (AU) hadir sebagai salah satu pendekatan yang paling efektif. Ciri khas dari AU adalah cerita yang ringan namun dikemas dengan gaya yang menarik, menjadikannya pilihan yang sempurna bagi mereka yang ingin memulai kebiasaan membaca atau bagi mereka yang mencari hiburan singkat. Cerita semacam ini, dengan keunikan dan kekhasannya lebih mudah diterima oleh pembaca.

Pembaca seringkali mencari konten yang cepat dan mudah diakses, terutama melalui platform digital. Keberadaan banyak website, forum, dan aplikasi yang didedikasikan untuk menyajikan cerita alternate universe memudahkan pembaca untuk mengeksplorasi banyak cerita tanpa hambatan Dengan demikian, literasi menjadi semakin dipandang di Indonesia, maka tingkat literasi Indonesia akan meningkat. Hal itu akan membuat karakter masyarakat menjadi lebih baik dan tidak rentan terhadap berita palsu. Selain itu minat membaca juga akan meningkat pesat khususnya pada remaja sehingga pengetahuannya akan semakin beragam dan kreatif. Sebagai literasi digital, perkembangan AU ini semakin beragam dengan menyelipkan informasi-informasi yang dapat menambah dasar-dasar pengetahuan bagi para pembacanya.

Baca juga:  15 Desa Terima Bantuan Program Patra Daya

Bagi para pemula yang ingin membiasakan diri membaca, Alternate Universe hadir sebagai langkah awal dalam membiasakan membaca. Dengan gaya bahasa yang lebih santai dan mirip percakapan sehari-hari, ditambah plot yang menarik dan aksesibilitas yang tinggi di era digital, alternate universe seringkali menjadi pilihan pertama menumbuhkan ketertarikan untuk terus membaca.

Dengan beragamnya genre alternate Universe yang tersedia di berbagai platform, minat pembaca terhadap alternate Universe semakin meningkat. Banyaknya platform ini memberikan kesempatan kepada pembaca untuk mengeksplorasi berbagai genre cerita sesuai minatnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan minat baca pembaca modern. Alternate universe dengan banyak cerita menarik dan berbeda bisa menjadi alternatif seru untuk mengisi waktu luang. Alternate universe tidak hanya menghibur, tetapi dapat merangsang imajinasi dan kreativitas, serta membantu meningkatkan minat membaca.

Salah satu bukti dari kepopuleran alternate universe adalah karya berjudul Dikta dan Hukum. Karya ini berhasil meraih 187.000 jumlah suka dan lebih dari 64.000 retweet, hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap alternate universe. Hal itu menandakan bahwa AU memang memiliki daya tarik khusus yang mampu menarik perhatian masyarakat. Karya lainnya yang mendapat banyak perhatian adalah AU berjudul Butterflies oleh pengguna @alesacakes dengan 151.0 jumlah suka dan 54.700 retweet, dan AU berjudul Azzamine oleh pengguna @jupiww dengan 211.000 jumlah suka dan 98.800 retweet.

Melalui alternate universe, minat baca masyarakat khususnya generasi muda, dapat ditingkatkan. Dengan cerita-cerita menarik yang dekat dengan keseharian, serta platform digital yang mendukung dan mudah diakses, alternate universe memiliki potensi besar dalam meningkatkan minat baca masyarakat di era digital.

Pengaruh Alternate Universe Terhadap Media Literasi Baru Pada Peradaban Digital

Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Tujuan literasi adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai informasi yang diperoleh seseorang melalui membaca dan menulis, untuk mengembangkan karakter dan meningkatkan kualitas pribadi. Dengan literasi, seseorang sangat fokus dan dapat dengan mudah menarik kesimpulan yang tepat tentang sesuatu.

Salah satu sumber literasi yang paling utama adalah buku. Namun, kenyataannya, harga buku yang tergolong mahal seringkali menjadi penghalang bagi banyak orang untuk mengakses informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, banyak individu yang berpotensi mengembangkan wawasannya melalui bacaan justru terhalang oleh masalah ekonomi. Hal ini tentunya menimbulkan keprihatinan, karena literasi tidak seharusnya menjadi hak eksklusif bagi mereka yang mampu membeli buku. Semestinya, setiap individu, tanpa memandang latar belakang ekonominya, memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses informasi dan meningkatkan literasinya.

Kemajuan pesat dalam teknologi digital, literasi media, dan teknologi komunikasi dan informasi berjalan beriringan dengan perkembangan tersebut. kemajuan teknologi digital membuka peluang bagi inovasi dalam dunia literasi. Kemudahan akses internet, serta keberadaan perangkat digital yang semakin terjangkau, memungkinkan informasi disebarkan dengan lebih mudah. Kedepannya, media literasi digital pasti akan membuat pekerjaan penulis lebih mudah. Hal ini karena media digital akan lebih populer karena diyakini dapat mempermudah pekerjaan, sehingga menciptakan lebih banyak platform literasi digital. Dengan munculnya literasi digital , budaya membaca dan menulis akan kembali. Terutama di kalangan anak muda yang memiliki bakat dan ide dalam berkarya.

Baca juga:  Sosialisasi dan Tracking di Sepanjang Jalur Pipa Minyak Banyu Urip

Dalam era digital, Alternate Universe (AU) adalah bentuk baru dari cara bercerita. Alternate universe merupakan karya tulis yang memiliki value dan dapat menjadi sumber informasi yang dapat diakses dengan mudah, kapan dan dimana

saja. Selain itu, alternate universe mempromosikan literasi digital dengan cara yang unik. Pembaca tidak hanya menikmati cerita, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam diskusi, analisis, dan bahkan penciptaan konten terkait. Ini mencerminkan pergeseran dari konsumsi pasif ke partisipasi aktif, sebuah ciri khas dari literasi digital alternate universe tidak hanya menghibur tetapi juga memperkaya literasi digital kita.

KESIMPULAN

Digital literasi merupakan sebuah inovasi yang digunakan untuk mengatasi minat baca di Indonesia yang terbilang cukup rendah. Digital literasi ini membantu siapapun dapat mengakses sebuah tulisan dengan gadget yang mereka miliki. Tulisan-tulisan populer ini juga termasuk dalam cyber-sastra maupun cyber- literacy. Adapun cyber-sastra yang saat ini sedang popular yakni alternate universe yang ditulis di Twitter. AU sendiri merupakan genre cerita yang plotnya berbeda dari kehidupan asli para karakter. Hal yang membuat AU menjadi fenomena bacaan popular digenerasi muda yakni Au sendiri merupakan karya yang diciptakan dengan plot yang disesuaikan dengan karakter atau idola yang digunakan untuk menyusun cerita mereka. Selain itu, juga sebagai literasi digital, perkembangan AU ini semakin beragam dengan menyelipkan informasi-informasi yang dapat menambah dasar-dasar pengetahuan bagi para pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, D. (2018). Dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap budaya. JURNAL SIMBOLIKA Research and Learning in Communication Study, 4(1), 62-72.

Sutrisna, I. P. G. (2020). Gerakan literasi digital pada masa pandemi covid-

19. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 8(2), 269-283.

Fatmawati, N. I., & Sholikin, A. (2019). Literasi Digital, mendidik anak di era digital bagi orang tua milenial. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 11(2), 119-138.

Kasiyun, S. (2015). Upaya meningkatkan minat baca sebagai sarana untuk mencerdaskan bangsa.

Fathallah, J. (2017). Fanfiction and the author: How fanfic changes popular cultural texts. Amsterdam University Press.

Barnes, J. L. (2015). Fanfiction as imaginary play: What fan-written stories can tell us about the cognitive science of fiction. Poetics, 48, 69-82.

Jayanti, N. L. P. L., Febriani, N. M. I., & Indrawati, A. M. (2023).

ALTERNATIVE UNIVERSE BAGI GENERASI Z DALAM

MENINGKATKANMINAT LITERASI. Prosiding Pekan Ilmiah Pelajar (PILAR), 3, 247-254.

Fakhira, A. Z. F. A. Z. (2023, August). Pola Komunikasi Penulis dan Pembaca Cerita Fiksi dalam Memanfaatkan Media Komunikasi Platform Twitter. In Bandung Conference Series: Public Relations (Vol. 3, No. 2).

Zahra, S. N., & Yuliana, G. D. (2022). The Hiperrealitas K-Popers Terhadap Original Character Role Player (OCRP) Fanfiction di Twitter. Jurnal Publish (Basic and Applied Research Publication on Communications), 1(2), 124-140.