Analisis Data, Harapkan Data Kualitatif Muncul
BOJONEGORO – Sebelum launching di tingkat kabupaten, tahapan kegiatan pengembangan Sistem Informasi Desa (SID) di Desa Ngujung, Kecamatan Temayang adalah analisis data dan persiapan launching di tingkat desa.
Hal itu dikatakan salah satu tim INSIST Yogyakarta, Solichul Hadi, dalam monitoring dan evaluasi program pengembangan SID di Desa Ngujung, Kecamatan Temayang, Selasa (17//2/2016).
Menurut dia, dalam analisis data nantinya bisa didokumentasikan dan direkam semua kegiatan. Sebab, dalam proses analisis nanti akan muncul data-data kualitatif yang hasilnya sangat bagus untuk informasi di Desa Ngujung.
”Jika hasil dari pemetaan ini adalah data kuantitatif, saat analisis nanti yang diharapkan muncul adalah data kualitatif,” ungkap Hadi, panggilan akrabnya.
Saat ini progres pengembangan SID di Desa Ngujung sampai pada tahap pembuatan peta desa dalam format 3D, setelah minggu lalu melakukan cleaning data.
Hadi mengungkapkan, dalam analisa data nanti tim INSIST Yogyakarta yang memandu melakukan analisis data hasil pemetaan 889 KK di Desa Ngujung.
Selain Desa Ngujung, program pengembangan SID juga dilakukan di tiga desa lainnya. Yakni, Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam; Desa Sedah Kidul, Kecamatan Purwosari; dan Desa Bangilan, Kecamatan Bangilan, Tuban.
Inisiasi pengembangan SID didorong adanya UU No 06 Tahun 2014 tentang Desa. Khususnya pada pasal 86 tentang informasi desa, yang menyebutkan bahwa desa berhak mendapatkan akses informasi melalui Sistem Informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Informasi yang dimaksud SID meliputi data desa, data pembangunan desa, klawasan perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan.
Menyambut positif mandat UU, IDFoS Indonesia bersama NGO mitra EMCL lainnya yang difasilitasi oleh INSIST Yogyakarta melakukan pembuatan SID berbasis geospasial di empat desa percontohan yang didukung oleh operator Blok Cepu, Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL). (iwd/yok)