,

Belajar Bersama Produksi Tepung Telur, Pemuda Desa Bandungrejo Siapkan Produk Unggulan

 

Bandungrejo, Ngasem – Pada Senin, 19 Agustus 2024, pagi yang cerah di Dusun Sawit, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, terasa berbeda. Di kantor budidaya ayam petelur milik Karang Taruna Lima Bersaudara, para pemuda tampak bersemangat mengikuti kegiatan belajar bersama produksi tepung telur. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Wirausaha Muda Mandiri Berdikari (WISMANDI).

Puput Cahyono, Manager Program IDFoS Indonesia, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kembali kemampuan teknis produksi tepung telur sesuai dengan teori yang sudah mereka dapatkan dalam pelatihan sebelumnya. “Selain itu, sesi ini juga dimanfaatkan untuk mendiskusikan rencana dan konsep desain merk, kemasan, serta strategi pemasaran produk yang nantinya akan dijual,” ungkap Puput yang turut memantau kegiatan tersebut.

Baca juga:  IDFoS Fasilitasi Pelaksanaan Serah Terima Program Patra Daya 2015/2016

Sebelum proses pembuatan tepung telur, peserta dengan sigap menyiapkan semua peralatan produksi seperti kompor, oven dehidrator, chopper, mixer, dan sealer. Bahan baku berupa telur segar diolah dengan teknik cook complete, di mana putih dan kuning telur dipisahkan, dikukus, lalu dimasukkan ke dalam oven dehidrator selama 5-6 jam. Setelah setengah kering, telur dihancurkan menggunakan chopper dan diayak hingga menghasilkan tepung halus yang siap dikemas menggunakan Sealer. Kegiatan ini difasilitasi oleh Roy Burhanuddin, pendamping program dari IDFoS Indonesia, yang memastikan tim produksi olahan telur Karang Taruna menjalankan setiap tahapan dengan benar.

Di bawah arahan Roy, para peserta belajar memproduksi tepung telur. Setiap langkah dilaksanakan dengan penuh semangat, karena mereka tahu hasil akhir dari upaya ini adalah peluang besar.

Baca juga:  Tiga Desa Ikuti Lomba Kawasan Bebas Sampah 2018

Tepung telur memang masih menjadi produk yang jarang diproduksi di Indonesia. Hal ini membuka peluang pasar yang sangat besar, baik di sektor retail maupun industri. “Pasar tepung telur masih sangat terbuka, apalagi di Indonesia belum banyak yang memproduksinya secara masal,” jelas Puput. Ini menjadi motivasi tambahan bagi tim produksi untuk terus belajar dan mengembangkan produk mereka.

“Kami berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi kelompok pemuda lainnya untuk terus berinovasi dan memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal,” tambahnya.

Kegiatan belajar bersama ini tidak hanya menghasilkan produk, tapi juga menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan pemuda desa. Dengan dukungan yang tepat, generasi muda diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi lokal dan menciptakan produk-produk unggulan yang membanggakan. (ka)

Baca juga:  IDFoS Indonesia Temukan Fakta: Kebutuhan Telur di Bojonegoro, Hanya Tercukupi 1 Juta dari 7,3 Juta Kg pada Tahun 2023