Berkomitmen Mengatasi Permasalahan Stunting
Dalam rangka mendapatkan sumberdaya manusia yang berkualitas, sehat dan produktif, kasus malnutrisi harus segera diatasi dan dilakukan berbagai upaya pencegahan.
Pemerintah sangat menyadari permasalahan stunting sudah masuk ke tahap genting. Beberapa kebijakan telah diambil untuk mengatasi permasalah ini, seperti yang dituangkan dalam UU Kesehatan No. 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Berbagai program dengan metode dan pendekatan yang berbeda telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah maupun Lembaga Non Pemerintahan. Namun, prevalensi stunting masih tetap tinggi.
Dalam mendukung penanganan kasus balita kurang gizi dan kasus stunting tersebut, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), bersama Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas memprakarsai Program Penguatan Kapasitas Layanan Posyandu.
Program tersebut berlokasi di Desa Sarirejo, Pilanggede, Ngumpakdalem dan Sumbertlaseh, keempat Desa tersebut berada di Kabupaten Bojonegoro dan IDFoS (Institute Development of Society) Indonesia sebagai pendamping program.
Permasalahan kekurangan Gizi bukan hanya masalah kesehatan tetapi yang utama adalah permasalahan perilaku yang meliputi kesehatan, perawatan, mencari layanan kesehatan, hygiene dan sanitasi.
Dalam hal ini, pendekatan Positive deviance menjadi salah satu pendekatan alternatif yang menawarkan strategi lokal dan pemberdayaan masyarakat dengan keluaran terjadinya perubahan perilaku.
Positive Deviance atau penyimpangan positif adalah suatu pendekatan yang terbukti sukses dalam mengurangi kekurangan gizi dan mencegah terjadinya kekurangan gizi setelah program selesai.
PD (Positive Deviance) didasarkan pada asumsi bahwa untuk permasalahan yang ada di masyarakat, solusinya sudah ada di masyarakat itu sendiri, dan hanya perlu digali atau ditemukan.
Diyakini oleh pada ahli bahwa solusi yang ditemukan dari masyarakat adalah yang paling sustain/berkelanjutan dibandingkan solusi yang dibawa dari luar masyarakat tersebut.
Positive Deviance sebagai sebuah model perubahan perilaku telah dibuktikan di puluhan Negara berkembang. Contohnya seperti perubahan perilaku dalam mengurangi malnutrisi di Vietnam, Myanmar, Nepal/Buthan, Bolivia, Bangladesh dan lainnya.
Dalam setiap masyarakat, terdapat beberapa individu yang mempunyai perilaku dan kebiasaan tersendiri yang membuat mereka mampu mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan orang disekitarnya meskipun mereka mempunyai sumberdaya yang sama.
Tanpa disadari para “penyimpangan positif” ini telah menemukan jalur keberhasilan untuk seluruh masyarakat apabila rahasia mereka dalam meningkatkan gizi anak dapat dianalisa, diisolasi, dan kemudian dikemudian dibagikan kepada seluruh masyarakat desa.