Diskusi Multipihak Tindak Lanjut Program Aksi Sehat 2018
BOJONEGORO – Pada Rabu (17/01/18), IDFoS Indonesia melaksanakan rapat untuk membahas keberlanjutan Program AKSI SEHAT 2018. Rapat yang tersebut mengundang 9 peserta yang terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro, Dinas Pendidikan Bojonegoro, EMCL dan staff ahli Bupati tersebut berlangsung dengan lancar.
Program AKSI SEHAT merupakan program kerja sama IDFoS Indonesia dengan ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) yang sudah berjalan mulai tahun 2015. Tahun 2015 diawali program di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander yang membuat kelompok pilah sampah yang bernama “Mpok Damira” (Kelompok Mandiri Sejahtera).
Di tahun 2016, Program AKSI SEHAT dilakukan di Kecamatan Gayam. Di Gayam ada 4 desa sasaran, dengan fokus merubah perilaku masyarakat untuk memilah sampah dengan bantuan tempat sampah pilah dan komposter.
Selanjutnya di tahun 2017, melanjutkan program di empat desa Kecamatan Gayam, dengan fokus penambahan desa sasaran. Yang tadinya satu RT menjadi satu dusun. Serta, tambahan program di Pondok Pesantren Al-Rosyid menerapkan program pemilahan sampah dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di lingkungan pondok.
Rapat Rabu kemarin merupakan tahapan lanjutan dari koordinasi yang telah dilakukan pada minggu lalu bersama DLH. Target dari program persampahan AKSI SEHAT pada 2018 ini adalah bagaimana membuat lokasi pilot project bisa dan layak dikunjungi dengan temanya masing-masing.
Dalam diskusi tersebut, Kepala DLH, Nurul Azizah menyampaikan, saat ini DLH sedang mendorong program Bojonegoro Bersinar, dengan beberapa indikator. Pertama, bagaimana memberikan mindset masyarakat untuk mau memilah sampah, kemudian memanfaatkan, mendaur ulang dan 3R.
“Karena ada desa sehat, harus ada terobosan lagi bahwa di sekitar masyarakat harus ada ikon Bojonegoro yaitu bugenvil,” tambahnya.
“Yang tidak kalah penting adalah pembentukan karakter peduli lingkungan kepada siswa SD maupun SMP, sehingga nanti mindset yang mereka dapatkan di sekolah dapat mereka terapkan di lingkungan rumah mereka,” imbuhnya.
Diskusi tersebut menghasilkan beberapa poin. Pertama, harus ada sinergitas antara semua stakeholder (IDFoS, EMCL, DLH, Disdik) untuk mensukseskan Gerakan Desa Sehat.
Kedua, program akan disinergiskan dengan program dan ikon Kabupaten Bojonegoro yang di antaranya bougenvil dan Gerbang Bojonegoro Bersinar dan Gerakan Desa Roso Kuto dan Desa Wisata.
Kemudian yang ketiga, sinergi dengan dinas pendidikan yaitu bagaimana cara agar karakter cinta lingkungan bisa masuk dalam semua program yang terkait dengan persampahan.
Dan terakhir sama seperti koordinasi yang sebelumnya, DLH mendukung program dengan memberikan motivasi saat ada musdes di desa serta menjadi penasehat untuk capaian pilot project.
Program Akses Sanitasi Bersama Masyarakat (AKSI SEHAT) merupakan program yang diprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Ltd dan difasilitasi oleh IDFoS (Institute Development of Society) Indonesia. (ika/yok)