Fasilitasi Penyusunan Rencana Usaha BUMDes Belun
BOJONEGORO – Mempersiapkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi lembaga ekonomi yang profesional di tingkat desa diperlukan persiapan yang komprehensif, khususnya terkait dengan bidang usaha yang akan dikelola.Salah satunya adalah dengan menyusun rencana usaha. Yakni, dokumen yang menjelaskan secara rinci usaha yang akan dijalankan yang berisi tujuan, organisasi, produk dan produksi, sasaran pasar, dan proyeksi keuangan.
Didampingi oleh IDFoS Indonesia, BUMDes Belun, Kecamatan Temayang juga melakukan penyusunan rencana usaha atau business plan yang difasilitasi oleh IDFoS Indonesia pada Kamis (10/11/2016), di halaman balai desa setempat. Penyusunan rencana usaha yang dilakukan adalah untuk satu usaha di unit pertanian yakni perkebunan kelengkeng.
Penyusunan rencana usaha tersebut dilakukan bersama-sama dengan pengurus BUMDes dan kelompok tani desa setempat yang menjadi pengurus unit pertanian. Acara yang dikemas dalam rembug desa berjalan dalam suasana santai .
Diskusi dipandu oleh Manajer Program Pengembangan BUMDes Laily Mubarokah. Dalam memfasilitasi penyusunan rencana usaha ada empat aspek yang dibahas. Yakni, aspek manajemen organisasi, aspek pemasaran, aspek produk dan produksi dan aspek keuangan.
Dimulai dari aspek organisasi, direncanakan terkait apa yang perlu dilakukan serta sumberdaya manusia yang dibutuhkan mulai saat penyiapan lahan, pengadaan bibit, perawatan, paska panen, hingga penjualan.
Pada saat diskusi, Ketua Unit Usaha Pertanian, Suprapto menyampaikan, untuk persiapkan kebun kelengkeng, saat ini sudah sampai pada penyiapan lahan. Lahan seluas 1,25 Ha tersebut mulai digemburkan dengan kendaraan berat.
“Untuk pengadaan bibit juga sudah dilakukan, bibitnya mengambil dari Nganjuk sebanyak 420 bibit pohon kelengkeng yang siap ditanam,” tukas pria yang akrab disapa Prapto tersebut.
Untuk ke depannya, disiapkan proses penanaman bibit kelengkeng. Aspek ini akan diukur berapa jumlah sumberdaya manusia yang dibutuhkan, baik untuk penanaman, perawatan, hingga paska panen
Di aspek kedua, yakni pemasaran, dibahas tentang strategi pemasaran yang akan digunakan untuk memasarkan kelengkeng baik secara langsung ataupun online. Pemasaran langsung dilakukan melalui tengkulak dan sistem penjualan langsung. Sedangkan pemasaran secara online dapat memanfaatkan sarana media sosial dan website.
Aspek ketiga, terkait produk dan produksi, yang akan memberikan gambaran kira-kira produksi buah kelengkeng yang dihasilkan. Terakhir aspek keuangan, digali terkait biaya yang dikeluarkan mulai dari pengadaan bibit hingga penjualan.
Selanjutnya hasil pengalian data terkait empat aspek di atas akan dianalisa tersendiri oleh tim pendamping yang dalam beberapa waktu ke depan akan disampaikan hasil analisanya kepada BUMDes.
“Kira-kira BEP (break even point) usaha kelengkeng ini akan sampai pada tahun ke berapa, nanti akan kita hitung dan analisa dulu hasil dari diskusi tadi,” pungkas Laily.
Selain usaha pertanian, ada tiga unit usaha lain yang juga akan dibuat perencanaan usahanya, yakni unit peternakan, perikanan, dan jasa. (iwd/yok)