FGD Opinion Leader Kolaborasi IDFoS Indonesia, UNIGORO, dan Radar Bojonegoro Bahas Pembangunan Berkelanjutan
Bojonegoro, 17 Oktober 2024 – IDFoS Indonesia, bekerja sama dengan Universitas Bojonegoro dan Radar Bojonegoro, sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Opinion Leader yang berlangsung di ruang Banggar, gedung DPRD Bojonegoro. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk menggali permasalahan publik dalam rangka menyusun kebijakan pembangunan berkelanjutan melalui Riset Kebijakan Publik yang berjudul Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Keadilan dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Bojonegoro.
FGD diikuti sebanyak 21 peserta yaitu, Kadin Bojonegoro; PCNU Bojonegoro; Muslimat NU Bojonegoro;PD Muhammadiyah Bojonegoro; PD Aisiyah Bojonegoro; DPD LDII Bojonegoro; MUI Bojonegoro; FKUB Bojonegoro; HIPMI Bojonegoro; AJI Bojonegoro; PWI Bojonegoro; KTNA Bojonegoro; Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bojonegoro; Dekopinda Bojonegoro; Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bojonegoro; Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bojonegoro; Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Bojonegoro; UNUGIRI; Radar Bojonegoro; UNIGORO serta IDFoS Indonesia.
Acara dimulai pukul 09.30 WIB dengan sambutan dari Ketua DPRD Bojonegoro, Abdulloh Umar S.Pd, yang menegaskan pentingnya FGD ini untuk diterjemahkan langsung ke dalam kebijakan pemerintah daerah. “Kami berharap hasil diskusi hari ini dapat menambah referensi kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat, dan dapat dituangkan dalam APBD. Setiap tahun kami ingin masyarakat memberikan rekomendasi langsung kepada DPRD,” ujar Umar dalam sambutannya.
Diskusi ini dipandu oleh Ahmad Taufiq, SHI, M.Si. dari Universitas Bojonegoro dan , Dr. Joko Hadi Purnomo, S.E., M.Si.,M.E. dari IDFoS Indonesia dengan dua sesi utama yaitu sesi brainstorming dan sesi penilaian. Dalam sesi pertama, peserta dari berbagai bidang seperti pengusaha, tokoh agama, dan perwakilan profesi menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi di sektor masing-masing.
Ketua IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo, menjelaskan bahwa FGD ini adalah upaya untuk mengidentifikasi masalah spesifik yang dihadapi kelompok kepentingan. “Kami mencoba untuk mendengarkan langsung dari komunitas mengenai permasalahan yang bersinggungan dengan anggotanya,” kata Joko.
Melalui pendekatan partisipatif ini, para peserta diberikan kesempatan untuk memberikan masukan mengenai isu-isu penting di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi yang masih menjadi tantangan di Bojonegoro. Semua masukan dari peserta akan diolah sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut.
FGD ini tidak hanya menghasilkan data yang bermanfaat, tetapi juga menjadi momen penting dalam membangun sinergi antara pemerintah, akademisi, media, dan masyarakat. Harapannya, kolaborasi ini dapat mendorong lahirnya kebijakan publik yang lebih inklusif dan berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat Bojonegoro dapat terus meningkat.