Gelar Kuliah Umum “Generasi Z dan Revolusi Industri 4.0”
Institute Development of Society (IDFoS) Indonesia bersama INFID (International NGO Forum on Indonesia) mengadakan Kuliah Umum dengan tema “Generasi Z dan Revolusi Industri 4.0” di Pendopo Malowopati Jl. Mastumapel No.1 Kabupaten Bojonegoro, Jum’at (19/10/2018).
Ratusan peserta hadir dalam dalam kuliah umum tersebut, diantaranya perwakilan dari Siswa SMK di Kabupaten Bojonegoro (360 siswa), perwakilan dari perguruan tinggi di Kabupaten Bojonegoro (50 orang) , CSO / NGO, OKP dan Ormas (25 orang) serta dari Dinas terkait di Kabupaten Bojonegoro (25 orang). Hadir pula Wakil Bupati Bojonegoro, perwakilan Pertamina EP Cepu dan Exxonmobil Cepu ltd.
Kuliah umum menghadirkan keynote speaker Menteri Tenaga Kerja Indonesia yang diwakili oleh Kepala Dirjen Tenaga Kerja, kemudian Khozanah Hidayati (DPRD Jawa Timur), Kepala Dinas Tenagakerja Provinsi Jawa Timur, Sugeng Subagijo (Direktur INFID) dan Arie Sujito (sosiolog, Akademisi UGM).
Kebutuhan tenagakerja saat ini telah banyak berubah, banyak kebutuhan tenaga kerja di Bojonegoro, namun angkatan kerja dikota Ledre ini kebanyakan belum mampu mengambil peluang tersebut. Minimnya keahlian pemuda berdampak terhadap terbatasnya kesempatan kerja bagi mereka. Sehingga angkatan kerja yang notabene merupakan unskill, sebagian besar terserap sebagai buruh.
Data dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro menyebutkan, tahun 2017 angka partisipasi kerja sebesar 70,36 % sedangkan angka pengagguran terbuka sebesar 22.861 jiwa. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa, terdapat surplus lowongan pekerjaan dengan presentase 164,65 %.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kompetensi SDM lah yang menyebabkan lowongan tersebut tidak terserap. Hal itulah yang melatarbelakangi IDFoS Indonesia untuk menyelenggarakan Kuliah Umum tersebut.
Mental awal para pemuda harus dibangun agar siap menyambut revolusi pekerjaan yang akan terus berdatangan, serta menyiapkan keahlian dan keterampilan mereka untuk memperluas kesempatan kerja pemuda di Bojonegoro.
Dimulai dari kemajuan teknologi yang menjadikan industri saat ini mengalami revolusi yang ke 4. Revolusi industri ke 4 ini memberikan dampak disrupsi tenaga kerja yang luar biasa (kompas,12/4/18). Digitalisasi industri seperti otomatisasi teller/kasir, mesin pabrik, parkir dan lain-lain akan secara langsung mengurangi lapangan pekerjaan.
Sebelum acara inti dimulai, diskusi pembuka dilakukan bersama narasumber Khozanah Hidayati (DPRD Jatim), Sugeng Subagijo (Direktur INFID) dan Arie Sujito (Akademisi UGM).
Ahmad Taufik selaku moderator diskusi tersebut menyampaikan bahwa salah satu tantangan utama generasi Z adalah era pergeseran dari konvensional berubah menjadi industrial teknologi. Apa yang bisa dilakukan generasi Z untuk menghadapi tantangan yang ada di era revolusi industry 4.0 tersebut.
Direkutur INFID Sugeng Bahagijo menyampaikan terkait kondisi kaum milenial di dunia. Menurutnya, Bagi generasi Z sekarang ini tidak ada cara lain selain kita mengejar teknologi .
Menurutnya “Kebijakan publik tidak lagi bisa menempatkan soal ketenaga kerjaan dan industry. Tiga hal penting yang harus di dorong pemerintah adalah infrastruktur, SDM dan pengusaha. Itu menjadi pilar yang akan bisa mengurangi tekanan-takanan yang ada di revolusi industry 4.0,” tegasnya.
Kemudian Sosiolog UGM, Arie Sujito memaparkan terkait perubahan mindset pemuda diera revolusi industi 4.0. Arie menyampaikan bahwa tantangan Indonesia saat ini jauh lebih memungkinkan anak muda untuk berperan, sebab anak muda sekarang melek informasi dan teknologi.
“Kalau anak muda semangat dan cerdas sebagai investasi 10 tahun kedepan maka Indonesia semakin optmis, karena mereka merupakan tonggak perubahan masadepan,” paparnya.
Sedangkan Khozanah Hidayati, membahas peran perempuan milenial untuk revolusi industry. Dimana posisi perempuan dan laki-laki saat ini harus sejajar, termasuk dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Gadget dan munculnya berbagai piranti digitalisasi lainnya memberikan peluang bagi siapapun untuk bisa maju mnghadapi revolusi industri 4.0.
selain itu, ia mengharapkan para pengambil kebijakan dalam kontek pendidikan menerapkan apa yang disebut affirmatif action dalam bidang pendidikan agar perempuan mempunyai peran yang sama penting dan semakin didrong untuk masuk di dalam jurusan teknologi informasi dan komputer. Karena saat ini hasil dari data BPS perempuan terserap hanya 30%.
Usai diskusi terkait peluang dan tantangan dari Revolusi Industri 4.0, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo, kemudian disusul sambutan dari Wakil Bupati Bojonegoro, Budi Irawanto.
Dalam acara inti kuliah umum bersama Keynote speaker Dirjen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia. Antusias millenials yang hadir sangatlah tinggi. Banyak dari peserta yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Harapannya, usai kuliah umum tersebut peserta termotivasi untuk membuka mental dalam pekerjaan dan memahami untuk bersiap diri meningkatkan kualitas diri dalam menghadapi revolusi tenaga
kerja kedepan.