IDFoS Indonesia Sampaikan Laporan Hasil Program Berbasis Perhitungan Sosial Return on Investment (SROI)
IDFoS Indonesia Berkesempatan untuk Menyampaikan Laporan Hasil Perhitungan Social Return on Investment (SROI) Program Peningkatan Kesadaran Keselamatan Pipa Minyak Banyu Urip Melalui Pendampingan Pertanian, 2023 dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Mitra Pendamping.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh ExxonMobil Cepu Limited dengan dihadiri oleh 25 NGO Mitra Pendamping. Berlokasi di Ballroom Hotel Santika Gunung Kidul, Jogja. Rabu, (8/11)
Program ROW sepanjang 72 Km, selayaknya menjadi sebuah investasi sosial. Dengan menghitung menggunakan metode SROI kita akan tahu sejauh mana dampak program investasi sosial yang sudah berjalan.

Ahmad Muhajirin, saat paparkan hasil perhitungan SROI
Manager Program IDFoS Indonesia, Ahmad Muhajirin menyampaikan bahwa perhitungan SROI pada program ROW yang dilaksanakan oleh dua lembaga diantaranya INSPEKTRA untuk wilayah Bojonegoro dan IDFoS Indonesia wilayah Tuban. Dengan dilakukannya pengukuran dampak program investasi sosial tersebut, kita akan mengetahui beberapa keuntungan yang diperoleh dari hasil program.
“Secara garis besar, dengan pengukuran dampak program tersebut, kita akan mengetahui beberapa keuntungan hasil dari program ROW” Ucapnya.
External Affairs Manager EMCL, Beta Wicaksono menyampaikan tentang pentingnya SROI dan IKM dalam Program Pengembangan Masyarakat untuk mengukur sejauh mana keberhasilan program.
“Ketika orang tanya dengan asumsi apakah program yang telah dilaksanakan itu sukses atau gagal, maka dengan SROI dan IPM dapat menjawab asumsi tersebut dengan data yang sudah terverifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Beta.
Selain itu, Beta juga mengapresiasi atas dukungan dari NGO, dengan kemitraan yang baik turut mendukung kelancaran kegiatan operasi migas di Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris.
SROI memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk mengetahui pencapaian program dalam setiap tahapan/proses; untuk memastikan bahwa program sudah on the track dan menghindari yang tidak diinginkan; untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pemakaian sumberdaya di dalam perusahaan/instansi/lembaga; sebagai masukan untuk komunikasi kepada seluruh pemangku kepentingan; pengukuran dampak program secara periodik merupakan pembuktian komitmen dan sekaligus wujud transparansi dan akuntabilitas ke publik. (Kuh)