IDFoS-Unigoro Kerja sama Selenggarakan Seminar Ekonomi
BOJONEGORO – Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro, pertumbuhan ekonomi Bojonegoro pada tahun 2015 mencapai 19,47 %. Sektor pertambangan migas Blok Cepu menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro.
Sedangkan sektor non migas, yaitu agro industri dan sektor jasa tumbuh 5,9 di atas rata-rata nasional. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi ini, nilai kemiskinan di Bojonegoro turun hampir satu persen dan indeks rasio gini sekitar 0,24 yang menunjukkan terjadi pemerataan kesejahteraan rakyat.
Beberapa strategi yang menjadi kunci kebijakan untuk mengantarkan pencapaian ini adalah bagaimana sektor migas membawa dampak eksplorasi dan eksploitasi migas di Bojonegoro pada kesejahteraan rakyat. Yaitu, dengan optimalisasi potensi lokal, baik tenaga kerja, barang maupun kesempatan bisnis bagi pengusaha lokal.
Sejauh ini, Pemerintah Daerah terus mengoptimalkan potensi pertanian yang pada tahun lalu produksi padi Bojonegoro mencapai 907 ribu ton gabah kering. Dibanding dengan konsumsi lokal, surplus 500 ribu ton. Sementara tanaman jagung, kedelai, singkong dan tanaman buah-buahan masih tumbuh, kecuali ternak dan tembakau yang tidak tumbuh.
Sedangkan sektor wisata dan jasa tumbuh cukup baik dengan adanya kebijakan pemberian insentif investasi bagi para pengusaha yang membuka usaha padat karya di pedesaan yang menjadi kantong kemiskinan.
Untuk menggairahkan investasi ini, sejak dua tahun lalu Bojonegoro menawarkan insentif investasi kepada para pengusaha industri padat karya di kawasan pedesaan. Seluruh perizinan akan diurus oleh Pemkab, seperti biaya training tenaga kerja lokal.
Pemberian dukungan infrastruktur juga diperlukan. Kemudian, memberikan upah minimum pedesaan (UUP) Rp 1.005.000, lebih rendah dibanding UMK perkotaan Bojonegoro, dan pemberian diskon termasuk pembebasan pajak lokal selama lima tahun.
Dari uraian di atas, dirasa patut kiranya diketahui bagaimana kenaikan angka pertumbuhan 19,47 % tersebut dapat dicapai oleh Pemkab Bojonegoro.
Untuk membedah bagaimana angka pertumbuhan 19,47 % tersebut dapat dicapai, Institute Development of Society (IDFoS) Indonesia bekerja sama dengan Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar seminar dengan tema “Testimoni 19,47 % Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bojonegoro”. Seminar dilaksanakan pada Jumat (3/5/2016) di aula Universitas Bojonegoro, Jl. Lettu Suyitno No. 02 Bojonegoro.
Seminar mengundang kurang lebih 70 peserta dari berbagai stakeholder. Seperti, Perguruan Tinggi se Bojonegoro, organisasi Mahasiswa se Bojonegoro, organisasi kepemudan, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat dan Pers.
Kegiatan seminar diawali dengan pembukaan, dilanjutkan pemberian wawasan tentang pertumbuhan ekonomi, baik mikro maupun makro. Menurut ketua panitia penyelenggaraan seminar, Ainun Naim MR, seminar menampilkan empat narasumber dari empat institusi. Yakni, dari Pemkab Bojonegoro, BPS, perwakilan Unigoro dan perwakilan IDFoS. (iwd/yok)