Inovasi Pengelolaan Sampah melalui Burner Lathi Geni 2 dan Mitik

Pemilahan sampah plastik dan sampah basah
BOJONEGORO – Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menjadi ancaman dan membahayakan. Untuk mengurangi risiko tersebut, ExxonMobil Cepu Limited bermitra dengan IDFoS Indonesia mencoba menerapkan inovasi dalam mengelola sampah dengan mengubahnya menjadi energi panas. Inovasi ini dengan menggunakan teknologi Burner Lathi Geni 2 dan Mitik.
Inovasi pengelolaan sampah tersebut diterapkan di Pondok Pesantren Al-Rosyid, Desa Ngump[ak Dalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, dalam Pengelolaan Persampahan Berbasis Masyarakat.
Jum’at (25/01/2019) lalu, telah dilakukan uji coba teknologi Burner Lathi Geni 2 dan Mitik, disaksikan oleh pihak EMCL, IDFoS Indonesia dan juga pengasuh Ponpes Al-Rosyid.
Pondok Pesantren Al-Rosyid merupakan pondok dengan santri terbanyak di Bojonegoro. Dengan jumlah santri dan warga pondok pada tahun 2018 lebih dari 2.000 orang. Sampah domestik yang dihasilkan setiap harinya sebanyak 3m3.
Komposisi rata-rata sampah domestik tersebut adalah 0,7 m3 sampah organik; 1,3 m3 sampah anorganik yang masih dapat dijual, dan 1 m3 residu yang dibuang ke TPA Bojonegoro. Sehingga dengan kondisi tersebut diperlukan inovasi agar Pondok Pesantren Al-Rosyid menjadi contoh lingkungan yang zero waste.
Burner Lathi Geni 2 dan Mitik adalah sebuah inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Ir. Budi Rachmad Basuki.
Pengelolaan sampah dilakukan dengan cara, sampah yang tercampur akan dipilah menggunakan mesin, kemudian sampah organik seperti nasi, daun akan terpisah dari sampah anorganik. Sampah anorganik (plastik, botol plastik, gelas plastik dan kertas) yang sudah terpisah dari sampah organik kemudian dipilah oleh relawan sampah dan diletakkan ditempat yang berbeda sesuai jenis sampah.
Kemudian untuk pengoperasian Burner Lati Geni, diawali dengan penyalaan api menggunakan kayu atau kertas kering. Setelah api terbentu, sampah plastik kering yang sudah dikumpulkan dimasukkan ke reactor. Lalu Blower dinyalakan dan damper dibuka sedikit demi sedikit sampai lidah api berbentuk sempurna.
Alat ini merubah sampah tak bernilai ekonomis menjadi energi panas dengan melakukan proses pembakaran dengan tepat komposisi udaranya dan prosesnya dalam sebuah wahana sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna dan ramah lingkungan (tidak berasap).
Energi panas ini dapat dimanfaatkan untuk menjadikan sampah plastik menjadi BBM dengan alat tambahan bernama MITIK. Alat ini mampu merubah 1 kg sampah plastik bersih menjadi 0,5 liter bensin.
Program tersebut akan memberikan manfaat kebersihan dan kesehatan kepada warga ponpes melalui Pengelolaan Sampah dan inovasi pengelolaan sampah plastik, yang mana program tersebut merupakan bagian dari Program Pendukung Operasi (PPO) yang diprakarsai oleh EMCL dengan dukungan SKK Migas, bekerja sama dengan IDFoS Indonesia. (ika/yok)