Kabuli Lapeksdam,Paparkan Permasalahan Komisi Penanggulangan AIDS Bojonegoro
Diskusi urgensi penanggulangan HIV/AIDS yang digelar LAKPESDAM Bojonegoro memaparkan sejumlah masalah dan tantangan yang dihadapi KPAD Bojonegoro dalam menanggulangi AIDS,diskusi yang terkemas dalam Kajian Satu Bulan Sekali atau Kabuli yang digelar oleh Lembaga Kajian Pemberdayaan Sumber Daya Manusia NU (LAKPESDAM) tersebut merupakan diskusi lanjutan setelah diskusi sebelumnya acara sejenis diselenggarakan oleh IDFoS,diskusi yang digelar di Kantor Lakpesdam Bojonegoro mengambil tema “Menggagas Strategi Penanggulangan AIDS”,pada acara tersebut sebagai keynote speaker kembali adalah Dr. Wenny Diah dari Dinas Kesehatan yang mewakili ketua Sektab KPA yang berhalangan hadir.
Diskusi yang diikuti sejumlah elemen organisasi di Bojonegoro seperti IDFoS,INSPEKTRA,Organisasi Mahasiswa,BEM kampus di Bojonegoro cukup menarik dengan antusiasnya para peserta diskusi untuk memberikan masukan dan ide ide terkait upaya pengoptimalan peran Komisi Penanggulangan HIV/AIDS,pada kesempatan tersebut KPAD Bojonegoro yang diwakili oleh Dr. Wenny Menyebutkan beberapa masalah yang dihadapi KPAD, menurut penuturan perempuan kasi pengendalian penyakit dinas kesehatan Bojonegoro tersebut sejak terbentuknya KPA pada tahun 2002 lalu KPA masih sulit menggabungkan SKPD anggota KPA “Program Penanggulangan HIV/ AIDS masih berpusat di SKPD Masing masing,jadi untuk pelaporannya belum terkoordinasi dengna baik,baru pada tahun 2014 akhir dibentuk sekretariat tetap KPA”
Selain Sulitnya mengkoordinasikan antar SKPD,permasalahan yang dhadapi juga terkait pendanaan yang tidak diatur dalam perturan pemerintah,dengan adanya sektab KPA yang baru saja terbentuk untuk pendanaan sudah dianggarkan dalam APBD,selain permasalahan kelembagaan KPA masalah yang terkait dengan terus bertambahnya penderita HIV/AIDS,tingginya stigma di masyarakat masih menjadi problem terkait deteksi awal bagi pelaku beresiko,akibatnya penderita HIV/AID S yang ditemukan sudah dalam kondisi AIDS.Untuk diketahui hingga bulan desember tahun 2014 lalu jumlah penderita HIV/AIDS sudah mencapai 132 kasus mengalami kenaikan yang pada bulan September sejumlah 89 kasus