,

Kabuli Lapeksdam,Paparkan Permasalahan Komisi Penanggulangan AIDS Bojonegoro

Diskusi  urgensi penanggulangan HIV/AIDS yang digelar LAKPESDAM Bojonegoro memaparkan sejumlah  masalah dan tantangan yang dihadapi KPAD Bojonegoro dalam menanggulangi AIDS,diskusi yang terkemas dalam Kajian Satu Bulan Sekali atau Kabuli  yang digelar oleh Lembaga Kajian Pemberdayaan Sumber Daya Manusia NU (LAKPESDAM) tersebut merupakan diskusi lanjutan setelah diskusi sebelumnya acara sejenis diselenggarakan oleh IDFoS,diskusi  yang digelar di Kantor Lakpesdam Bojonegoro  mengambil tema “Menggagas Strategi Penanggulangan AIDS”,pada acara tersebut sebagai keynote speaker kembali adalah Dr. Wenny Diah dari Dinas Kesehatan yang mewakili ketua Sektab KPA  yang berhalangan hadir.

10933852_1532366170374851_4956517071376303310_n

Dr. whenny Diah Memaparkan Materi

Diskusi yang diikuti sejumlah elemen organisasi di Bojonegoro seperti IDFoS,INSPEKTRA,Organisasi Mahasiswa,BEM kampus di Bojonegoro cukup menarik dengan antusiasnya para peserta diskusi untuk memberikan masukan dan ide ide terkait upaya pengoptimalan peran Komisi Penanggulangan HIV/AIDS,pada kesempatan tersebut KPAD Bojonegoro yang diwakili oleh Dr. Wenny Menyebutkan beberapa masalah yang dihadapi KPAD, menurut penuturan perempuan kasi pengendalian penyakit dinas kesehatan Bojonegoro tersebut sejak terbentuknya KPA pada tahun 2002 lalu KPA masih sulit menggabungkan SKPD anggota KPA “Program Penanggulangan HIV/ AIDS masih berpusat di SKPD Masing masing,jadi untuk pelaporannya belum terkoordinasi dengna baik,baru pada tahun 2014 akhir dibentuk sekretariat tetap KPA”

Baca juga:  Siswa SD Ngumpakdalem 1 Dapatkan Penyuluhan PHBS

Selain Sulitnya mengkoordinasikan antar SKPD,permasalahan yang dhadapi juga terkait pendanaan yang tidak diatur dalam perturan pemerintah,dengan adanya sektab KPA yang baru saja terbentuk untuk pendanaan sudah dianggarkan dalam APBD,selain permasalahan kelembagaan KPA masalah yang terkait dengan terus bertambahnya penderita HIV/AIDS,tingginya stigma di masyarakat masih menjadi problem terkait deteksi awal bagi pelaku beresiko,akibatnya penderita HIV/AID S yang ditemukan sudah dalam kondisi AIDS.Untuk diketahui hingga bulan desember  tahun 2014 lalu jumlah penderita HIV/AIDS sudah mencapai 132 kasus mengalami kenaikan yang pada bulan September sejumlah 89 kasus