Monitoring Pelaksanaan Program Patra Daya

Monitoring pembangunan infrastruktur program Patra Daya.
BOJONEGORO – Institute Development of Society (IDFoS) Indonesia melakukan monitoring pelaksanaan Program Aksi Kemiteraan Untuk Pemberdayaan Masyarakat (Patra Daya), pada Rabu (11/01/2017). Monitoring dilakukan oleh dua perwakilan dari IDFoS Indonesia, yakni Manajer Program Patra Daya, Sunariyo dan pendamping teknis, Rizal Zubad F.
Kegiatan tersebut dilakukan di 6 desa yang ada di Kabupaten Tuban. Yaitu, Desa Pekuwon, Ngimbang, Pucangan, Glodog, Karangagung dan Cendoro.
Agenda monitoring tersebut untuk mengetahui sampai pada titik manakah pembangunan infrastruktur yang ada di desa-desa tersebut.
Rizal mengatakan, monitoring dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan program. ”Serta, menggali permasalahan-permasalahan yang ada dan untuk mengetahui support apa yang yang didapat dari masyarakat,” ujarnya.
Hasil dari monitoring, lanjut dia, untuk Desa Pekuwon pembangunan jalan usaha tani baru dikerjakan atau masih pada tahap awal. Desa yang kedua, Pucangan, untuk pengerjaannya sudah mencapai 60 % dalam pembangunan gedung Karang Taruna.
Untuk desa ketiga, Ngimbang, pembangunannya sudah 85 %, kurang 1 unit gorong-gorong yang belum dibangun. Selanjutnya Desa Glodog, mencapai 65 % pembangunan gedung Polindes, dan sisanya menunggu pencairan dana tahap ke-2.
Desa kelima, Karangagung, pembangunan pipa drainase sudah mencapai 85 %, tinggal perapian dan pengembalian jalan. Dan terakhir, Desa Cendoro pembangunan sudah selesai pada pertengahan bulan Desember 2016 lalu, berupa membangun tembok penahan tanah (TPT).
Dari beberapa desa tersebut, tak ada kendala yang menghambat pelaksanaan program. Tim Pelaksana Pembangunan (TPP) saat ini sedang menyusun laporan penggunaan dana tahap pertama untuk dapat mengajukan pencairan dana tahap ke-2 supaya progres pembangunan dapat terus berlanjut sampai dengan 100 % sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Program Patra Daya adalah program peningkatan infrastruktur pedesaan yang didanai oleh sharing cost penunjang operasional ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Pertamina EP Cepu, Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas. Adapun IDFoS Indonesia sebagai pelaksana program tersebut. (ika/yok)