Ngimbang: Bersyukur Ada Patra Daya

sosialisasi-desa-ngimbangTUBAN – Untuk kali pertama Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban menerima bantuan program peningkatan infrastruktur berbasis masyarakat Patra Daya (Program Aksi Kemiteraan Untuk Pemberdayaan Masyarakat) yang didanai oleh ExxonMobil Cepu Limited sebagai program penunjang operasi.Untuk itu, Kepala Desa Ngimbang merasa bersyukur dan menyambut baik adanya program Patra Daya di desanya. Hal tersebut disampaikan saat musyawarah sosialisasi desa program Patra Daya pada Jumat (2/10/2016) di balai desa setempat.

Hal ini sebagaimana disampaikan Program Manager Patra Daya, Sunariyo yang menghadiri acara tersebut. “Desa Ngimbang belum pernah mendapatkan program Patra Daya. Ini yang pertama. Namun  sebelumnya, program dari EMCL untuk Desa Ngimbang dalam beberapa tahun adalah bantuan program fasilitas air bersih,” ungkap Sunariyo

Baca juga:  Rencanakan Bentuk Koperasi, Kobis Undang Dinkop dan UMKM

Dalam sosialisasi itu dijelaskan mekanisme dan tahapan dalam program Patra Daya yang dijelaskan langsung oleh Program Manajer. Ada empat tahapan utama yang harus dilalui. Antara lain tahap koordinasi dan sosialisasi, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan pembangunan dan diakhiri dengan musyawarah pertanggung jawaban.

Seteleh sosialisasi program, dilanjutkan dengan musyawarah penentuan jenis bangunan yang akan dibangun. Ada beberapa masukan terkait jenis bangunan. Di antaranya adalah pengerasan jalan dan pembangunan gorong-gorong.

Sebelumnya, usulan awal desa yang diterima oleh dari EMCL terkait bangunan  adalah jalan paving atau Tembok Penahan Tanah (TPT). Namun, dengan adanya musyawarah desa tersebut dapat diketahui prioritas kebutuhan warga yang disetujui untuk dibangun, yang akhirnya disepakati bahwa untuk alokasi dana program tahun ini akan digunakan untuk pembangunan gorong-gorong dan pengerasan jalan.

Baca juga:  Koordinasi Patra Daya 2017 Wilayah Gayam

“Jalannya sangat kurang layak untuk dilewati, karena masih berupa tanah dan bolong-bolong ketika hujan tidak bisa dilewati. Sedangkan gorong-gorong tiap kali hujan amber dan juga mengikis tanah tanah disekitarnya, alasan kenapa masyarakat sepakat untuk dua jenis bangunan tersebut,” tambah Sunariyo. (iwd/yok)