,

Para Kader Aktif Berpartisipasi dalam Pelatihan

Narasumber Pelatihan (Santoso) saat memaparkan materi terkait ASI

BOJONEGORO – Hari kedua pelaksanaan Pelatihan Pembuatan dan Penerapan Makanan Sehat pada Bayi dan Anak, pada Selasa (20/10/2020), berlangsung dengan lancar. Para kader aktif berpartisipasi dalam pelatihan.

Dimulai pukul 09.00 WIB, acara diikuti oleh 16 kader dari desa Cancung dan  14 kader  posyandu dari desa Sumberbendo.

Dua desa tersebut merupakan 2 desa di Kecamatan Bubulan Kabupaten Bojonegoro yang dipilih sebagai pilot project dari program Penguatan Kapasitas Pelayanan Posyandu kerjasama IDFoS Indonesia dengan ExxonMobil Cepu Limited.

Program ini bertujuan meningkatkan gizi dari balita yang memiliki berat badan kurang serta BGM dengan menggunakan pendekatan Positive Deviance (PD).

Di hari kedua tersebut materi yang disampaikan terkait PMBA (Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak) seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI  (Air Susu Ibu) pada bayi, gizi seimbang serta pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping Asi).

Baca juga:  Awali Pelaksanaan Program dengan Koordinasi

IMD merupakan langkah awal untuk memantapkan kegiatan menyusui dan membantu menyukseskan kegiatan ASI Eklusif 6 bulan, dengan cara memberi kesempatan bayi untuk mulai menyusu sendiri segera setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu.

Selain itu, bukti ilmiah terkini menyatakan bahwa Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat mencegah 22% kematian bayi di Negara maju pada usia dibawah 1 bulan.

Terkait ASI, kader diberikan pengetahuan tentang manfaat ASI, cara pelekatan yang baik dalam menyusui, ukuran dan daya tampung lambung bayi, dimana bayi usia 1-2 hari ukuran lambung seperti kelereng, 2-6 hari ukuran seperti kemiri, usia 1 minggu ukuran seperti bola pingpong.

Selanjutnya, usia 1 bulan ukuran lambung bayi seperti telur ayam. Pada bayi usia 0-6 bulan kebutuhan gizi bayi cukup terpenuhi dengan ASI saja.

Baca juga:  Kampanye Melalui Forum Jamaah Tahlil

Kemudian penting untuk memberikan kolostrum (ASI pertama berwarna kekuningan) pada bayi karena kolostrum mengandung banyak sekali zat anti kuman yang sangat diperlukan untuk melindungi bayi sari serangan penyakit.

Saat bayi berusia 6 bulan, ASI saja tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizinya, oleh karena itu makanan lain harus diberikan bersama dengan ASI (MP-ASI).

Hal-hal yang perlu diingat dalam menyiapkan MP-ASI adalah sesuai usia, frekuensi pemberian dalam sehari, jumlahnya, tekstur makanan, variasi (tambahan air, camilan), pemberian makan responsive dan kebersihan.

Peserta pelatihan saat menyusun piramida makanan

Dalam kesempatan tersebut, Kader juga praktek menyusun piramida makanan yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Baca juga:  Optimalkan Potensi Desa Bandungrejo Dengan Wirausaha Muda Mandiri Berdikari

Mereka juga belajar  menyusun 3 menu makanan  yang bahannya mentahnya merupakan hasil temuan PDI atau  bahan makanan yang ditemukan di keluarga PD dimasing-masing desa.

Yang mana menu makanan tersebut nantinya akan digunakan dikegiatan rehabilitasi gizi anak atau Pos Gizi selama 10 hari.

Dari dua desa tersebut ada tiga posyandu yang diintervensi (posyandu Srikandi dari desa Cancung, posyandu Delima dan Sakura dari desa Sumberbendo), sehingga kader posyandu membuat menu yang berbeda, sesuai dengan temuan PDI (positive deviance inguary) dari masing-masing pos.

Program Penguatan Kapasitas Layanan Posyandu diprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), bersama Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas dan difasilitasi oleh IDFoS (Institute Development of Society) Indonesia. (ika/yok)