Penimbangan Perdana Bank Sampah Desa Sudu

Di halaman salah seorang warga, beberapa perempuan sedang sibuk memasukkan sampah-sampah ke dalam kantong sak. Yang lainnya terlihat menimbang sampah-sampah tersebut.

Pemandangan tersebut terlihat saat penimbangan perdana di Bank Sampah Desa Sudu, Kecamatan Gayam. Penimbangan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sampah Desa Sudu, hasil dari Program Akses Sanitasi Bersama Masyarakat (Aksi Sehat).

Selasa (1/3/2016), memang dilakukan penimbangan sampah untuk kali pertama. Penimbangan itu dilakukan oleh pengelola Bank Sampah Desa Sudu, Kecamatan Gayam.

Penimbangan tersebut dilakukan di tiga titik. Salah satunya di samping rumah pengurus Bank Sampah, Susanti. Hari itu ada sekitar 7 ibu-ibu yang datang membawa kantong besar.

Baca juga:  Kenalkan Produk Lokal Melalui Pameran Kewirausahaan

Kantong tersebut berisi sampah. Mereka berdiri berurutan untuk menunggu giliran ditimbang sampahnya. Sampah-sampah tersebut rata-rata jenis plastik. Plastik keras seperti bekas bak.

Ada pun plastik lunak seperti botol bekas. Selain plastik, sampah jenis lain seperti duplek, kardus, kertas, dan besi.

Rata-rata sampah tiap orang yang ditimbang ada yang 5 kg, 7 kg hingga 15 kg. Itu total sampah yang dicampur, belum dipisah berdasarkan jenisnya. Nantinya, sampah itu dicatat, dibedakan berdasarkan jenis sampahnya.

”Setiap jenis sampah ada harganya sendiri-sendiri. Misalnya botol air mineral, harganya Rp 1.500 tiap kg,” ujar Indah Tri W, pendamping masyarakat Program Aksi Sehat Desa Sudu.

IDFoS

Warga bersemangat mengumpulkan sampahnya untuk di timbang di rintisan bank sampah di desa Sudu

Setelah ditimbang, sampah tersebut dicatat di buku pencatatan. Ditulisi nama yang menyetor sampah, beratnya, jenis sampah hingga harga sampahnya.

Baca juga:  Bentuk KRT PISAH dan KOBER LAMPAH

Sistem dalam penimbangan tersebut seperti menabung sampah. Sampah warga yang selesai ditimbang kemudian dicatat di buku pencatatan atau buku tabungan. Tabungan sampah itu nanti diakumulasi jumlah uangnya dan bisa dicairkan setiap satu tahun sekali.

Selain di Sudu, bank sampah ini juga dibentuk di tiga desa lainnya di Kecamatan Gayam. Yakni, Desa Ngraho, Mojodelik, dan Gayam. Kegiatannya sama dengan Desa Sudu. Warga menabung sampah ke bank sampah, lalu ditimbang dan dicatat. Uangnya diambil saat lebaran. (iwd/yok)