Pupuk Cair DAMIRA Masuk Uji Lab UGM
BOJONEGORO – Sisa-sisa sampah organik rumah tangga seperti sayuran, nasi, kulit bumbu dapur, dan sejenisnya dapat dimanfaatkan menjadi hal yang bermanfaat. Salah satunya adalah diolah menjadi pupuk organik.
Seperti yang sedang dilakukan oleh kelompok olah sampah Desa Ngumpakdalem, Dalem Mandiri Sejahtera (DAMIRA), Kecamatan Dander. Kelompok ini memanfaatkan sisa-sisa sampah organik rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk cair yang berguna menyuburkan tanaman.
Dalam prosesnya, sampah organik dimasukkan komposter, yaitu alat pengolah sampah organik menjadi pupuk cair. Dalam waktu kurang lebih tujuh hari, komposter yang berisi sampah organik plus bioaktivator, sudah dapat menghasilkan pupuk cair.
Untuk mengetahui komposisi dan kandungan kimiawi pupuk, kelompok DAMIRA yang didampingi Institute Development of Sociaty (IDFoS) Indonesia melakukan uji lab pupuk di Laboratorium Universitas Gajah Mada (UGM).
Menurut Manajer Program Persampahan untuk Ekonomi Alternatif Masyarakat, Ainun Naim, tim mengirim tiga sampel pupuk cair untuk diuji dengan membedakan bahan-bahan yang dimasukkan dalam komposter. Sampel pertama, bahan-bahan yang dimasukkan ke komposter berupa sampah organik murni seperti sisa bahan-bahan dapur.
Sampel kedua, berupa sampah organik dengan menambahkan sayuran dan bioaktivator yang diperbanyak. ”Sedangkan sampel ketiga berupa sampah organik dapur ditambah sayur-sayuran,” katanya.
Dari hasil uji ketiga sampel pupuk cair yang baru keluar beberapa waktu lalu, dinyatakan bahwa pupuk cair hasil komposting kelompok DAMIRA sudah cukup layak. Namun, masih perlu dilakukan uji lab sekali lagi.
Program Persampahan untuk Ekonomi Alternatif Masyarakat merupakan kerja sama IDFoS Indonesia dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) beserta Pertamina EP Cepu dan Badan Kerjasama (BKS) Participating Interest (PI) Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas. (iwd)