Rehabilitasi Gizi Anak dengan Penyimpangan Positif

EtnoLab Ethnography for Cultural Marketing and Communications

Kader bersama fasilitator Analisis hasil atau temuan dari perilaku-perilaku yang tidak biasa dari keluarga PD

Program Penguatan Kapasitas Layanan Posyandu diprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), bersama Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas dan difasilitasi oleh IDFoS (Institute Development of Society) Indonesia.

Pelaksanaan program tersebut menggunakan pendekatan Positive Deviance (PD) atau pendekatan penyimpangan positif yang bertujuan untuk rehabilitasi  gizi anak.

Masih dalam pelaksanaan Pelatihan PD Hearth Dan Penelitian Formatif PD hari ke-tiga (29/01/2020). Kegiatan dihari tersebut adalah pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD).

Focus Group Discussion bersama Ibu balita Desa Sarirejo, Balen, Bojonegoro.

FGD dibagi menjadi dua kelompok, dimana kelompok yang pertama FGD dengan peserta Ibu Balita dan kelompok kedua FGD dengan peserta Nenek dari Balita.

Baca juga:  Gelar Rembug Desa Diseminasi Program di Sumbertlaseh

Diskusi tersebut dilakukan dengan latar belakang untuk mengetahui bagaimana dan apa saja kebiasaan dari masyarakat desa Sarirejo terkait  empat komponen kesehatan, yakni pola pemberian makan terhadap anak, pola pengasuhan dan perawatan anak, penerapan perilaku menuju sehat dan  kebersihan.

Selain hal diatas, fasilitator juga menggali kebiasaan dari masyarakat terkait apa saja yang dianggap tabu untuk dikonsumsi ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Sebab bisa saja perlakuan tersebut yang berpengaruh terhadap gizi balita.

Usai melakukan FGD, fasilitator dan kader melakukan pemetaan terkait kebiasaan masyarakat tersebut.

Hasilnya, kebiasaan pemberian makanan pada ibu yang mempunyai anak balita di Desa Sarirejo sudah cukup baik dan benar yaitu memberikan kolostrum (ASI warna kuning) dan ASI ekslusif, serta pemberian makanan tambahan (PMT) dimulai sesuai usia yakni 6 bulan.

Baca juga:  Sidang Mediasi Gugatan Peserta Seleksi Perangkat Desa

Kemudian untuk kebiasaan kebersihan bahwa dalam sehari anak dimandikan 3 kali/hari dengan menggunakan sabun. Begitu juga dengan ganti baju dilakukan 3 kali/hari.

Kebiasaan pengasuhan yang sama, dimana semuanya diasuh oleh orang tuanya yaitu ibu dan pengasuh penggantinya dilakukan oleh anggota keluarga yang lain (nenek).

Selain itu, anak juga sering diajak bermain oleh anggota keluarga baik itu bapak, kakek, nenek, saudara dan anak-anak yang lainnya (tetangganya).

Untuk pelayanan kesehatan yaitu semua anak mengikuti posyandu, mendapatkan imunisasi lengkap dan pada saat anak sakit pelayanan kesehatan yang digunakan yaitu bidan setempat dan Puskesmas.

Kemudian dilanjutkan dengan menggelar pertemuan masyarakat dengan mengundang Ibu balita, Ibu RT dan masyarakat setempat.

Tujuannya untuk menganalisis hasil atau temuan dari perilaku-perilaku yang tidak biasa yang dilakukan oleh para penyimpang positif desa Sarirejo dalam memecahkan permasalahan kurang gizi yang tidak dilakukan oleh orang lain di masyarakat tersebut.

Baca juga:  Melalui NERS, Tingkatkan Berat Badan 12 Balita

Dalam analisis tersebut, Narasumber pelatihan, Hastin memfasilitasi diskusi dengan menanyakan satu persatu temuan dari keluarga PD, yaitu apakah perilaku tersebut termasuk perilaku positif? Jika iya apakah perilaku tersebut merupakan perilaku unik? Kemudian jika iya, apakah perilaku unik tersebut bisa dilakukan oleh semua orang?

Misalnya, penyimpang memberikan makan anaknya ikan teri, itu merupakan perilaku positif karena ikan teri merupakan sumber protein yang baik, dan hal itu termasuk kedalam perilaku unik, kemudian hal tersebut juga mudah dan bisa untuk dilakukan semua orang.

Perilaku yang positif, unik dan bisa dilakukan oleh semua orang itu lah yang nanti akan diadopsi untuk memecahkan masalah kurang gizi yang ada didesa Sarirejo tersebut.

Kekuatan dari penyimpangan positif adalah solusi dari permasalahan yang terjadi dimasyarakat berada di masyarakat itu pula.