Rembug Warga Sosialisasi Pelaksanaan Program

BOJONEGORO – IDFoS Indonesia menggelar Sosialisasi Program Pengembangan Unit Bisnis Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) tahun 2018 kepada warga Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, pada Jumat (14/12/2018) lalu. Kegiatan tersebut dilaksanakan di balaidesa setempat.

Acara yang dikemas dalam rembug warga tersebut dihadiri oleh Pemdes, BPD, ketua BUMDesa, anggota BUMDesa dan warga masyarakat dari berbagai unsur. Hadir juga Perwakilan dari Pertamina EP Cepu (PEPC) Edi Arto, serta dari IDFoS Indonesia (Joko Hadi P., Laily Mubarokah, Ainun Naim, Rizal Zubad dan Nur salim).

Program ini hasil kerjasama antara Pertamina EP Cepu (PEPC) bersama IDFoS Indonesia dalam pemberdayaan dan memandirikan ekonomi masyarakat Desa Ngasem. Sebelumnya, program serupa, yakni pengembangan BUMDesa (Budidaya Ayam Petelur) telah diterapkan di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.

Baca juga:  Mengedukasi Masyarakat agar Peduli ODHA

Melalui BUMDesa Bandungrejo, dengan difasilitasi oleh IDFoS Indonesia dan didukung oleh Pertamina EP Cepu,  Usaha Budidaya Ayam Petelur dalam Program Peningkatan Mata Pencaharian Masyarakat Berbasis Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Melalui Optimalisasi Peran Bisnis BUMDesa tersebut terbilang berhasil.

Program Pengembangan BUMDesa ini merupakan upaya strategis pemberdayaan masyarakat berdasarkan hasil studi sosio ekonomi di tahun 2013, di mana mata pencaharian utama masyarakat Bojonegoro di sekitar proyek JTB PEPC adalah petani dan peternak.

Di Desa Ngasem tersebut,  rencananya pengembangan yang akan dilaksanakan adalah pengolahan budidaya Minyak Kayu Putih.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Desa Ngasem, Suwondo menyampaikan bahwa program ini adalah inisiasi yang bagus dari PEPC.

Baca juga:  Pemetaan BUMDesa di Bojonegoro Tahun 2013

“Senang sekali dengan adanya program pengembangan unit bisnis ini, kami menyambut dengan baik program ini. Terlebih karena sesuai dengan semangat BUMDesa Ngasem untuk terus dapat berkontribusi lebih terhadap pembangunan ekonomi desa,” ungkap Suwondo. (ika/yok)