Sampah, Kontributor Tertinggi Pencemaran Air
BOJONEGORO – Pengelolaan sampah dengan bijaksana perlu terus-menerus dikampanyekan di tengah- tengah masyarakat. Hal tersebut untuk memicu kesadaran warga agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai.
Baru-baru ini, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bojonegoro menunjukkan hasil pengujian sampel air Sungai Bengawan Solo yang melebihi baku mutu air. Ada 4 parameter yang menunjukkan bahwa pencemaran Sungai Bengawan Solo masuk dalam kategori pencemaran berat.
Kabid Pengkajian dan Laboratorium BLH Heri Susanto mengungkapkan, sampah menjadi kontributor tertinggi dalam pencemaran lingkungan. Berdasakan data, ada 4 parameter dari 13 yang diujikan di laboratorium.
Ke-13 parameter tersebut adalah pH, suhu, TSS, TDS, BODS COD, DO, tembaga, cobalt, besi, mangan. dan seng. Sedangkan 4 parameter sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 adalah TSS, BOD, H2S, dan COD.
Pentingnya air bagi kehidupan tidak bisa terelakkan lagi. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di sungai. Rata-rata warga di bantaran sungai membuang sampah rumah tangganya di sungai seperti plastic, diapers, dll.
Bisa diilustrasikan satu keluarga membuang 1-2kg sampahnya tiap hari. Jika dikalikan jumlah warga, bisa dibayangkan sudah berapa ton sampah yang mengotori sungai.
Selain sampah rumah tangga, perusahaan juga mempunyai peran dalam menyumbang pencemaran sungai dengan limbahnya. Sehingga, pemerintah perlu menghimbau agar perusahaan memperhatikan prosedur pembuangan limbah.
Dengan cara, mendaur ulang terlebih dahulu limbah perusahaan sesuai dengan standar air limbah yang tidak merusak ekosistem seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk mengurangi dampak pembuangan sampah sembarangan, terutama di sungai, pemerintah berkewajiban untuk menyediakan sarana tempat pembuangan akhir (TPA) yang cukup dan memadai, di tengah tengah pemukiman warga.
Selain itu, upaya untuk mengajak warga menerapkan pola hidup bersih dan sehat, khususnya dalam pengelolaan sampah, juga perlu terus digencarkan, untuk terus menjaga kelestarian ekosistem dan lingkungan.
IDFoS Indonesiajuga turut berkontribusi dalam mengurangi volume sampah masyarakat melalui Program Akses Sanitasi Bersama Masyarakat (Aksi Sehat).
Yakni melalui kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara pemilahan sampah, sampah organik, non organik dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Serta, memanfaatkan sampah tersebut menjadi pupuk cair, bijih plastik, dan kerajinan tangan. (iwd/yok)