Sukses di Balen, Bergeser di Bubulan
BOJONEGORO – Kegiatan perbaikan gizi (Pos Gizi) kerjasama IDFoS Indonesia dengan ExxonMobil Cepu Limited yang sebelumnya diterapkan di Kecamatan Balen, saat ini diterapkan di Kecamatan Bubulan.
Pos Gizi adalah rangkaian dari Program Penguatan Kapasitas Layanan Posyandu diprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), bersama Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas dan difasilitasi oleh IDFoS (Institute Development of Society) Indonesia dengan menggunakan pendekatan Penyimpangan Positive.
Di Kecamatan Bubulan, sasaran program di dua desa, Cancung dan Sumberbendo. Di Desa Cancung dan Sumberbendo Pos Gizi Putaran 1 telah dilaksanakan pada 16–25 November 2020.
Untuk Desa Cancung dilaksanakan di Pos Srikandi dan Delima. Kemudian di Desa Sumberbendo dilaksanakan di Pos Kamboja dan Sakura. Di masing-masing Pos ada 10 balita yang menjadi peserta.
Dalam protokol pelaksanaan Pos Gizi, kegiatan dimulai dengan kontribusi bahan makanan. Dilanjutkan dengan penimbangan balita untuk memantau pertumbuhan berat badan anak selama pelaksanaan program. Penimbangan ini dilakukan pada hari pertama dan hari terakhir (hari ke 10).
Selain kontribusi, dalam Pos Gizi juga dilaksanakan praktek memasak. Yang bertugas memasak setiap hari adalah ibu balita dan dilakukan secara bergiliran.
Hal tersebut dilakukan agar pengasuh (ibu balita) dapat mempraktekkan kebiasaan baru dan diharapkan mereka mampu melakukan memasak di rumah.
Untuk kehadiran balita, kader menyiapkan absensi yang unik sehingga anak-anak menjadi tertarik dan melatih disiplin untuk datang lebih awal.
Tidak lupa anak juga dilatih untuk mencuci tangan pakai sabun supaya terhindar dari diare. Hal tersebut dipraktekkan di pos gizi agar anak dan pengasuh terbiasa cuci tangan yang benar pada waktu yang tepat.
Setelah mencuci tangan, anak diberikan camilan sebagai makanan pembuka untuk merangsang makan anak. Camilan yang diberikan yaitu bentuknya berupa buah atau makanan yang kaya protein.
Sembari makan camilan, anak akan didampingi oleh kader dalam praktek stimulasi perkembangan anak yaitu anak bermain dan bersosialisasi dengan peserta Pos Gizi lainnya. Kemudian protokol selanjutnya yaitu penyampaian pesan kesehatan oleh kader.
Untuk topik pesan kesehatan setiap hari dibuat berbeda. Topiknya berdasarkan temuan-temuan Penjajakan Penyimpangan Positif yang ada di lingkungan tersebut.
Protokol selanjutnya adalah praktek menyuapi secara aktif dan pemberian makan yang responsive. Ada tawa dan senyum dalam kegiatan makan, pengasuh (ibu) menunjukkan kedekatan dengan anak seperti adanya tatap muka.
Dalam kesempatan tersebut, Pengasuh harus telaten dalam menyuapi, dengan menghargai waktu makan sebagai periode belajar dan menunjukkan kasih sayang antara anak dan ibu.
Sebelum pulang, kader menyiapkan menu untuk esok hari. Kemudian melakukan pembagian kontribusi berupa bahan makanan mentah kepada para ibu balita.
Kegiatan Pos Gizi tersebut dilakukan diantara dua waktu makan utama (makan pagi dan siang). Kader selalu menyampaikan pesan bahwa makanan Pos Gizi tidak menggantikan makanan utama yaitu sifatnya hanya makanan tambahan, sehingga saat waktunya makan siang, anak juga harus diberi makan lagi. (yok/ika)