,

Diskusi Rutin IDFoS Indonesia : Mengoptimalkan Keberlanjutan Program Agrosilvopastura

Bojonegoro – Pada Rabu (20/10/2024), IDFoS Indonesia menggelar diskusi rutin mingguan bertempat di Ruang Diskusi Reboan kantor IDFoS Indonesia. Diskusi kali ini sharing terkait program Agrosilvopastura dan difasilitasi oleh Ketua IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo. Kegiatan ini diikuti oleh delapan peserta yang terdiri dari tim pendamping program, staf, dan Koordinator Divisi.

Program agrosilvopastura yang telah berjalan selama tiga tahun bertujuan untuk mengintegrasikan pengelolaan lahan pertanian, kehutanan, dan peternakan dalam satu kawasan. Program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat lokal sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Meski begitu, hasil nyata yang diharapkan dari program tersebut belum sepenuhnya terwujud, menjadikan diskusi ini penting sebagai forum evaluasi dan perencanaan lebih lanjut.

Baca juga:  Gelar Rembug Desa Diseminasi Program di Sumbertlaseh

Salah satu topik utama dalam diskusi adalah pembagian peran antara manajemen strategis dan tim teknis lapangan. Joko Hadi Purnomo menegaskan bahwa keberhasilan program tidak hanya bergantung pada strategi manajemen, tetapi juga pada pelaksanaan teknis yang konsisten di lapangan.

Dalam sesi sharing, Syarif, salah satu pendamping program, melaporkan bahwa kegiatan penanaman pohon akan diselesaikan minggu ini, dengan fokus pada tanaman kehutanan dan tanaman multi-purpose tree species (MPTS). Untuk mempermudah pengelolaan, maka dibentuk dua blok penanaman sehingga letak masing-masing jenis tanaman bisa lebih jelas.

Selain itu, perhatian juga diberikan pada kebutuhan pakan kambing, yang merupakan bagian penting dari program. Diputuskan bahwa lahan di sebelah utara kandang akan disiapkan sebagai area penggembalaan (angon), yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pakan secara berkelanjutan. Sehingga pemetaan lahan juga menjadi topik yang dibahas secara intensif. 

Baca juga:  IDFoS Indonesia kedatangan Tim Olah Karsa Kolaborasi untuk Pengukuran SROI

Meski demikian, Joko Hadi Purnomo mengakui bahwa pendampingan di lapangan menghadapi tantangan yang tidak sedikit. “Beberapa hal harus diintervensi dengan bantuan, contohnya dalam hal kebiasaan bertani masyarakat yang umumnya hanya fokus pada padi bukan pada tanaman hortikultura,” ungkap bliau.

Diskusi ini menjadi ajang refleksi bersama tentang pentingnya pendampingan yang konsisten serta inovasi yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan program Agrosilvopastura. Dengan evaluasi dan langkah-langkah perencanaan yang telah disepakati, program Agrosilvopastura Bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang di prakarsai oleh PEPC Zona 12 dan difasilitasi oleh IDFoS Indonesia ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar kawasan hutan.