Mpok Damira, Sinergitas Kesehatan dan Bisnis
BOJONEGORO – Terjadinya pola sinergis antara kesehatan dan bisnis alternatif dengan pemanfaatan sampah dan penerapan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat.
Hal itulah yang menjadi fokus Program Persampahan Untuk Ekonomi Alternatif, kerja sama Institute Development of Society (IDFoS) dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama dengan operator Blok Cepu bersama Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama (BKS) Participating Interest (PI) Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas.
Melalui program tersebut, telah dibentuk kelompok usaha olah sampah yang dinamai Dalem Mandiri Sejahtera, yang terkenal dengan “Mpok Damira”. Kelompok usaha tersebut memanfaatkan sampah hasil pemilahan dari warga Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander.
Dari sampah-sampah tersebut, kemudian dipilah antara sampah organik, nonorganik, dan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Sampah-sampah tersebut dimanfaatkan berdasarkan jenisnya.
Sampah organik berupa dedaunan dan sisa bahan makanan, dimanfaatkan menjadi pupuk cair melalui proses pembusukan dengan komposter. Sedangkan untuk sampah nonorganik juga dipilah lagi menjadi sampah yang layak jual. Seperti kardus, duplex, dan sebagainya.
Sampah jenis ini kemudian dijual ke pabrik dan akan diolah menjadi bijih plastik. Sedangkan sampah jenis B3 dibuang di tempat pembuangan akhir.
Proses sinergi tersebut terjadi mulai dari rumah tangga. Setiap rumah tangga di 15 RT di Desa Ngumpakdalem melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenis sampahnya. Hal itu yang tidak disadari akan menimbulkan dampak positif bagi kesehatan di masyarakat. Sebab, sampah yang terbuang di sembarang tempat menjadi berkurang.
Pola bisnis pengolahan sampah pun mulai berjalan. Sampah dari rumah tangga tersebut diambil oleh petugas Mpok Damira setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu. Walaupun fakta di lapangan, sejauh ini menunjukkan belum semua warga mempunyai kesadaran untuk melakukan pemilahan sampah.
“Kadang masih ada sampah yang tercampur saat petugas yang mengambil di rumah- rumah warga. Jadi, ketika sampai di tempat pengolahan ini petugas Damira melakukan pemilahan sampah tersebut,” kata Eni Suhartini, bendahara Mpok Damira.
Masih adanya warga yang tidak melakukan pemilahan sampah terus menjadi perhatian bagi tim pendamping untuk terus memaksimalkan kader pilah sampah yang ada di masing-masing RT. Hal ini menjadi kendala untuk memaksimalkan pola sinergi antara kesehatan yang mengasilkan uang.
Kesehatan menjadi fokus utama, dengan mengajak masyarakat lebih peduli menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan cara memilih dan memilah sampah. Sama halnya dengan warga yang membuang sampahnya di Damira, sampah yang bernilai jual akan diberi harga dan dicatat dalam buku tabungan. Di mana hasil menabung sampah tersebut bisa dicairkan enam bulan sekali. ”Dengan demikian, tentunya selain sehat, pendapatan pun ikut meningkat,” jelasnya. (iwd)