Antusiasme Warga Belun Dalam Musyawarah Sosialisasi BUMDesa
BOJONEGORO – Pendampingan Program Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) untuk Desa Belun, Kecamatan Temayang baru saja dimulai. Hal itu diawali dengan pemetaan BUMDesa sebagai baseline tindak lanjut pengembangan BUMDesa di Desa Belun, yang dirangkai dengan sosialisasi terkait BUMDesa.Sosialisasi diselenggarakan di balai desa setempat, dan dihadiri langsung Kepala Desa Belun, Bambang Sujoko. Serta, warga masyarakat Belun yang terdiri dari tokoh masyarakat, anggota kelompok tani, dan gabungan kelompok tani.
Kepala Desa Belun mengungkapkan, pihaknya berharap besar pada BUMDesa yang di awal pendiriannya diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa setempat. “Pengelolaan BUMDesa ini tidak bisa kami lakukan sendiri, namun perlu bentuan dan juga ikut campur dari panjenengan semua,” tuturnya.
Setelah sambutan dari Kades, acara dilanjutkan pemaparan materi terkait BUMDes yang disampaikan oleh Koordinator Program BUMDes Laily Mubarokah. Terdapat lima hal yang disampaikan dalam acara siang tersebut.
Seperti, persiapan awal pembentukan BUMDesa, modal, struktur organisasi, jenis usaha BUMDesa, rencana pengelolaan BUMDesa, dan unit unit usaha BUMDesa. Peserta yang hadir dalam musyawarah itu tampak antusias mengikuti jalannya musyawarah.
Hal tersebut terlihat dari banyaknya peserta yang bertanya dalam sesi tanya jawab. Rata-rata peserta menanyakan ketentuan dalam bagi hasil usaha BUMDesa. Dalam hal ini BUMDesa Karya Mandiri Belun membentuk 4 unit usaha, yakni bidang pertanian, bidang Jasa, bidang perikanan, dan peternakan.
Berakhir pada pukul 16.00 WIB, acara dilanjutkan dengan wawancara bersama pengurus BUMDesa yang diwakili oleh Bendahara BUMDes Edi Susanto. Tujuannya untuk menggali lebih jauh posisi BUMDesa Karya Mandiri saat ini yang meliputi kondisi kelembagaan, manajemen, keuangan, SDM, dll.
Wawancara dilakukan melalui instrumen yang telah tersedia. Selanjutnya dari hasil wawancara tersebut akan dianalisis. Hasil wawancara akan menjadi baseline atau data awal pembentukan BUMDesa Karya Mandiri.
“Dari data awal yang ada ini nantinya akan digunakan untuk melakukan intervensi apa yang akan dilakukan di BUMDesa, misalnya jika belum ada rencana usaha berarti ke depan diperlukan penyusunan rencana usaha,” tukas Laily. (iwd/yok)