Desiminasi Penguatan Layanan Posyandu untuk Peningkatan Gizi Balita

dr.Ani kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro menyampaikan sambutan dalam kegiatan diseminasi di Aula Dinkes
IDFoS Indonesia, pada Rabu (05/08/2020), menggelar Diseminasi Program Peningkatan Kapasitas Layanan Posyandu di aula Dinas Kesehatan Bojonegoro.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mentaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang berlaku, yaitu dengan berjaga jarak atau menerapkan social distancing dan physical distancing.
Diskusi dihadiri sebanyak 30 peserta yang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Kabid Kesmas Dinkes Bojonegoro, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, perwakilan ExxonMobil Cepu Limited.
Kepala Puskesmas Balen dan Ngumpakdalem; Bidan Desa Sarirejo, Pilanggede, Ngumpakdalem dan Sumbertlaseh; perwakilan tokoh masyarakat desa Sarirejo.
Juga, perwakilan Kader Desa Sarirejo, Pilanggede, Ngumpakdalem Sumbertlaseh. Kemudian ada IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IBI (Ikatan Bidan Indonesia), PGI (persatuan Gizi Bojonegoro dan IDfoS Indonesia.
Pukul 09.30 WIB acara dimulai, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan pemutaran video dokumentasi pelaksanaan kegiatan Pos Gizi. Sambutan pertama disampaikan Direktur IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo.
“Program Peningkatan Kapasitas Layanan Posyandu ini difokuskan pada kegiatan penanganan stunting dan gizi buruk, terutama di Kabupaten Bojonegoro dengan tujuan agar mengurangi angka kasus stunting dan gizi buruk,” ucapnya.
Disusul dengan sambutan dari ExxonMobil Cepu Ltd, Beta Wicaksono. Dalam sambutannya dia menyampaikan terimakasih pada Dinkes yang telah mendukung Program ini.
“Kita bersama melalui program ini mencoba mencari solusi bagaimana bisa meningkatkan berat badan balita. Di dalam proses program PD (Positive Deviance) bisa didapati berat badan balita selama 10 hari meningkat antara 400-900 gram, padahal dengan bahan baku yang murah dan mudah didapat,” tuturnya.
Selanjutnya sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, dr Ani Pujiningrum. Menurut Kadinkes, salah satu dari 17 program prioritas yang ditetapkan adalah mengatasi masalah gizi, di dalam indikator kesehatan itu ada angka harapan hidup yang di Bojonegoro sudah ditetapkan 71,36 tahun.
“Program yang telah dijalankan di Balen kemarin diharapkan bisa menjadi role model yang bisa dipakai untuk desa-desa lain, karena memang stunting dan gizi buruk jika tidak ada kesadaran dari masyarakat dan juga intervensi dari masyarakat sekitar tentang bagaimana memberi makan yg benar kepada anak, membesarkan anaknya maka tugas Dinkes sangat berat,” tambahnya.
Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan penyampaian hasil PD desa Sarirejo oleh manajer program, Layli Mubarokah.
Menurut Layli, dengan adanya kegiatan Pos Gizi yang dilakukan di desa Sarirejo, dari jumlah 24 balita yang mengikuti Pos Gizi ada 11 anak yang dinyatakan lulus dengan indikator berat badan bertambah antara 400-900 gram.
Intervensi yang telah dilakukan untuk peningkatan Gizi Balita di desa Sarirejo Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro ini menggunakan pendekatan PD (Positive Deviance).
Dalam hal ini, pendekatan Positive deviance menjadi salah satu pendekatan alternatif yang menawarkan strategi lokal dan pemberdayaan masyarakat dengan keluaran terjadinya perubahan perilaku.
Perubahan perilaku tersebut antara lain, anak dibiasakan mencuci tangan sebelum makan, memakai alas kaki ketika keluar rumah (bermain), makan makanan bergizi dengan bahan lokal, dan ibu balita dibiasakan menyuapi anak secara aktif.
Sebelum acara ditutup, dilakukan penyampaian rekomendasi PD oleh peserta dan juga tanya jawab.
Program Penguatan Kapasitas Layanan Posyandu diprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), bersama Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, atas persetujuan SKK Migas dan difasilitasi oleh IDFoS Indonesia (Institute Development of Society). (ika/yok)