Lokakarya Multipihak untuk Keberlanjutan PRO MAMA ASIH
BOJONEGORO – IDFoS Indonesia baru-baru ini menyelenggarakan Lokakarya terkait pelayanan publik di bidang kesehatan. Tujuannya, menemukan hal-hal penting untuk keberlanjutan dari program Maklumat Bersama Pelayanan Bersih (PRO MAMA ASIH).
PRO MAMA ASIH merupakan program yang difasilitasi oleh IDFos Indonesia, dengan didukung oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan SKK Migas. Program tersebut telah dilaksanakan di dua puskesmas di Kabupaten Bojonegoro, yakni Puskesmas Pungpungan (Kecamatan Kalitidu) dan Puskesmas Gayam (Kecamatan Gayam).
Lokakarya yang mengambil tema “Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan yang Partisipatif di Kabupaten Bojonegoro”, menghadirkan beberapa elemen. Seperti, Pemerintah, Perusahaan, organisasi masyarakat, Perguruan Tinggi, dan NGO se-Kabupaten Bojonegoro. Acara dilaksanakan pada Selasa (07/11/2017) di Co Creating Room Lt. 2 Gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro.
Kegiatan dimulai dengan sambutan Direktur IDFoS Indonesia, Joko Hadi P. Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Joko tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah rangkaian dari Program MAMA ASIH yang kegiatannya sudah berjalan mulai awal tahun 2017. Harapannya, dalam lokakarya ini pihaknya menemukan hal-hal penting dan ide-ide yang baik untuk keberlanjutan program tersebut.
Sambutan kedua dari Bupati Bojonegoro, Suyoto. Dalam sambutannya, Kang Yoto menyampaikan bahwa cara pelayanan sekarang dengan dahulu sangat berbeda. Saat ini rakyat bukan hanya market yang dilayani tetapi juga bisa menjadi partner.
“Maka, kemudian kita ada transparan. Kita selalu terbuka untuk saling berkontribusi dalam mewujudkan target-target. Selanjutnya, kita membuat jalan baru bersama-sama dan membuat norma-norma baru yang disepakati. Seperti di PKM Gayam dan Pungpungan, para pihak seperti EMCL, NGO, maupun masyarakat saling berkontribusi,” terangnya.
Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan dari narasumber. Ada empat narasumber yang hadir dalam lokakarya. Yang pertama oleh Direktur IDFoS Indonesia, Joko Hadi P. yang memaparkan tentang temuan lapangan terkait pelayanan kesehatan di PKM Pungpungan dan Gayam.
Dalam paparannya, Joko menyampaikan, di PKM Gayam dan Pungpungan sudah ada forum yang berfungsi menerima aduan dari masyarakat. Sehingga, di setiap wilayah (desa) ada perwakilan untuk menyalurkan keluhan-keluhan yang ada di masyarakat.
Tantangannya adalah jika terjadi misalnya mal-pelayanan, apa yang bisa dilakukan? Sebab, forum ini adalah organisasi baru. Organisasi ini sistemnya perlu kita dorong, apa fungsi dan perannya. Sehingga, keberlanjutan forum merupakan point penting dalam diskusi tersebut.
Dilanjutkan dengan narasumber kedua dari Kadin Kominfo, H. Kusnandaka. Dia memaparkan tentang keterbukaan yang dilakukan di tingkat kabupaten seperti aplikasi siap lapor dan juga forum yang dilakukan di setiap hari Jumat untuk mengkolaborasikan keinginan masyarakat dengan pemerintah.
Narasumber ketiga adalah Sally Atyasasmi, Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro. Dia memaparkan tentang forum peduli kesehatan di tingkat kabupaten yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, dan membahas tentang prinsip-prinsup dan model dari forum tersebut serta payung hukum yang nantinya akan digunakan.
Kemudian terakhir adalah paparan dari Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Endah. Dalam kesempatan tersebut dia menyampaikan tentang Puskesmas yang ada di Kabupaten Bojonegoro mulai dari yang sudah terakreditasi dan juga belum terakreditasi.
Acara yang dihadiri sekitar 50 peserta tersebut diakhiri dengan tanya jawab antara peserta dan narasumber. (ika/yok)