Membangun Kecintaan Hutan Sejak Dini
Membangun Kecintaan Hutan Sejak Dini
Oleh: Sunariyo
Koordinator Divisi Riset, Kehumasan dan Publikasi IDFoS Indonesia
mendalan_82@yahoo.com ig: yoyok_182
Hutan adalah ekosistem yang kompleks, terdiri dari pohon, tumbuhan bawah, hewan, dan mikroorganisme yang saling berinteraksi. Hutan yang lestari adalah hutan yang dikelola dengan bijaksana sehingga dapat terus memberikan manfaat bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat tanpa merusak kemampuan hutan untuk memperbarui dirinya sendiri. Hutan yang lestari tidak hanya menyediakan kayu sebagai sumber bahan bangunan dan energi, tetapi juga mampu menyimpan karbon, menjaga dan memurnikan air, serta melindungi keanekaragaman hayati. Manfaat lain dari hutan yang lestari adalah termasuk memberikan perlindungan terhadap adanya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat berfungsi sebagai kawasan wisata alam yang dapat mendukung akses ekonomi lokal. Menjaga hutan bukan hanya akan melestarikan warisan alam bagi generasi mendatang, tetapi juga memastikan keberlanjutan ekosistem yang vital bagi kehidupan di bumi.
Kondisi hutan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bojonegoro saat ini tengah menghadapi resiko kerusakan yang signifikan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, per Januari 2024, deforestasi neto Indonesia pada 2021-2022 sebesar 104 ribu hektare. Adapun deforestasi tertinggi terjadi pada periode 1996 sampai 2000, yakni sebesar 3,5 juta hektare per tahun. Di wilayah kabupaten Bojonegoro, beberapa informasi menyebutkan sekitar 30% dari total luas hutan telah mengalami degradasi akibat penebangan liar dan alih fungsi lahan. Kerusakan yang terjadi saat ini tidak hanya akan mengancam keanekaragaman hayati, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem. Padahal, jika hutan terjaga, hutan dapat menyerap karbon dioksida, memproduksi oksigen, serta menjadi habitat bagi flora dan fauna yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam.
Kerusakan hutan juga memberikan dampak yang cukup besar terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. Hutan yang rusak akan mengurangi kemampuan penyerapan karbon dioksida, gas utama penyebab pemanasan global. Menurut data World Resources Institute, hutan tropis yang rusak atau hilang menyumbang sekitar 8% dari emisi karbon global setiap tahun. Selain itu, degradasi hutan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan mengganggu siklus air, yang berujung pada bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Dengan menjaga hutan, kita bisa mengurangi dampak negatif ini dan mendukung usaha global untuk menekan laju perubahan iklim. Oleh karena itu, tanggung jawab melestarikan hutan tidak hanya berada di tangan pemerintah atau organisasi lingkungan saja, tetapi juga masyarakat umum, sektor swasta, dan komunitas lokal. Dengan bekerja sama dan mengambil tindakan nyata, seperti reboisasi, penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan edukasi mengenai pentingnya hutan, kita dapat memastikan bahwa hutan tetap lestari dan terus memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
Membangun kesadaran dan kecintaan terhadap hutan sejak dini menjadi hal yang sangat penting. Pendidikan lingkungan harus dimulai dari tingkat sekolah, dengan memasukkan materi pelajaran tentang pentingnya hutan dalam kurikulum. Selain itu, kegiatan-kegiatan seperti kunjungan ke hutan, program adopsi pohon dan lomba menulis atau menggambar bertema hutan dapat meningkatkan kepedulian anak-anak terhadap hutan. Keterlibatan aktif dari guru dan orang tua dalam mendukung dan mengarahkan anak-anak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan hutan juga sangat diperlukan.
Generasi Y dan Z memiliki potensi besar dalam upaya pelestarian lingkungan. Menurut data Badan Pusat Statistik, generasi Y dan Z di Indonesia berjumlah sekitar 60% dari total populasi. Generasi ini dikenal dengan kecenderungan perilaku yang lebih peduli terhadap isu-isu lingkungan dan sosial. Mereka juga lebih terhubung dengan teknologi dan media sosial, yang bisa menjadi alat efektif untuk menyebarkan kesadaran dan aksi lingkungan. Dinamika ini menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi agen perubahan yang kuat dalam menjaga dan melestarikan hutan.
Membangun kesadaran dan kepedulian untuk menjaga dan merawat hutan sejak dini sangatlah penting. Dengan melibatkan generasi muda, kita dapat memastikan kelestarian hutan dan keseimbangan ekosistem di masa depan. Upaya ini tidak hanya akan berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada kualitas hidup manusia secara keseluruhan. Kesadaran yang ditanamkan sejak dini akan menciptakan generasi yang lebih bertanggung jawab dan berkomitmen untuk melestarikan alam.
Peran pemerintah menjadi hal yang krusial, baik pemerintah pusat hingga daerah adalah untuk memperkuat kebijakan pelestarian hutan dan pendidikan lingkungan. Pemerintah perlu menyediakan anggaran dan fasilitas yang memadai untuk program-program lingkungan di sekolah. Kerjasama dengan LSM dan komunitas lokal juga penting untuk memperluas jangkauan edukasi lingkungan. Selain itu, pemerintah harus memperketat pengawasan terhadap aktivitas yang merusak hutan dan menegakkan hukum secara tegas terhadap pelanggar.