Pemulihan Ekonomi dengan 9 Inovasi

Pemulihan Ekonomi dengan 9 Inovasi

Kepala DPMD Jatim saat menyampaikan materi secara daring

TUBAN – Desa adalah ujung tombak dalam pembangunan. Termasuk dalam penanganan selama Covid-19. Demikian dikatakan Ir. Mohamad Yasin, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur dalam Diskusi Reboan pada (17/03/2021) secara virtual.

Menurut dia, Indonesia  dibangun dari sebuah kumpulan-kumpulan Desa. Sehingga, kalau kita mau menyalakan lilin menerangi Indonesia ini, sebenarnya bisa diawali dengan menyalakan lilin-lilin dari desa-desa itu, maka Indonesianya akan terang benderang.

Lebih lanjut, Yasin, yang merupakan salah satu narasumber Diskusi reboan tersebut mengungkapkan, pandemi ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang saat ini menunjukkan angka -2,39% atau lebih rendah dari angka pertumbuhan ekonomi nasional sebesar -2,07%.

Selain itu dampak lainnya adalah selama periode September 2019 sampai September 2021, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur menduduki angka tertinggi nasional (4.585.970 jiwa), sedangkan tingkat kemiskinan di Jawa Timur juga masih diatas rata-rata nasional 11,46%.

Baca juga:  Musdes AD/ART dan Pemisahan Aset Desa

Kemiskinan di desa itu kenaikannya lebih kecil dibandingkan kenaikan kemiskinan di kota. Didesa naiknya hanya 1% dalam 1 tahun kemarin, tapi di kota mencapai 1,6%.

Kesimpulannya, lanjut dia, bahwa di tengah pandemi Covid-19 ekonomi masyarakat pedesaan relatif lebih tahan dibanding perkotaan. Karena memang masyarakat pedesaan lebih banyak bergerak di sektor agro secara umum. Sedangkan perkotaan bergantung di sektor perdagangan dan jasa.

Dia menerangkan, di Jawa Timur kemiskinan per kabupaten kota ini tentunya menjadi PR buat kita semuanya. Tuban,Lamongan, Bojonegoro yang menjadi lingkaran Migas itu kemiskinannya ada di 10 besar. Dari sisi prosentasenya, Tuban di ranking 7, Lamongan 9, dan Bojonegoro 11.

Tiga tahun terakhir itu penurunan kemiskinan di 3 kabupaten ini belum signifikan. Artinya bahwa pertambangan minyak yang sudah kita temukan, meskipun sudah meningkatkan PAD yang cukup signifikan, serta meningkatnya pembangunan infrastruktur tapi belum berdampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat.

Baca juga:  #Giveaway2

Sehingga pemerintah provinsi Jawa Timur  memfasilitasi dan mencoba menawarkan  9 inovasi yang coba replikasikan di beberapa daerah.

Inovasi tersebut diantaranya (1) LUMPANG BUDE (Lumbung Pangan BUM Desa). Bumdesa-bumdesa di seluruh Jawa Timur melalui aplikasi bisa belanja sembako murah. Pengiriman gratis bekerjasama dengan PT Pos dan pembayarannya melalui COD.

(2) KLINIK BUMDESA yaitu bentuk fasilitasi BUMDesa melalui pelatihan SINANDO (Sinau Nang Ndeso), berisi  Database BUMDesa, Pembelajaran Online dan Fasilitasi Kerjasama Pemodalan Pemasaran.

Kemudian, (3) PAMAN DESA (Penguatan permodalan BUMDESA)  dengan sasaran unit pertanian, unit usaha wisata, unit perdagangan, unit pengelola sampah.

Selanjutnya, (4) JATIM PUSPA  (Pemberdayaan Usaha Perempuan) yaitu inovasi pemberdayaan usaha perempuan, bantuan untuk pengembangan modal.

(5) DESA BERDAYA. Jadi semua desa yang bisa meningkatkan statusnya dari sangat Tertinggal,Tertinggal, berkembang, maju menjadi Mandiri. Melalui inovasi ini Pemprof Jatim memberikan reward 100 juta bagi semua desa yang berhasil menjadi Mandiri.

Baca juga:  Sosialisasi Program Pengembangan Jaringan Air Bersih

Inovasi ke (6) BIBIT JAMUR BANK (Bimbingan Teknis dan Pinjaman Murah Melalui Bank), (7) SAPA DESA (Sistem Aplikasi Pendataan Desa) merupakan Cara Cepat Menyajikan Data Primer Desa, sebagai Dasar
Perencanaan dan Penggangaran, analisis dan monitoring kemajuan pembangunan desa di Provinsi Jawa Timur.

Kemudian, (8) SIMANIS memberikan pelayanan secara cepat. Misalnya surat pengurusan KTP pengurusan akte lahir, akte mati, pernikahan, ijin pindah dan sebagainya itu pengantarnya bisa diberikan dengan cepat oleh desa dalam waktu 1 Menit.  Dan terakhir  (9) PENYETAN BUNDA. Penyelamatan aset UPK melalui Badan Usaha Milik Desa Bersama.

Inovasi ini merupakan pendekatan paripurna dalam pembinaan Bumdesa sebagai penggerak perekonomian perdesaan untuk pemulihan ekonomi dan percepatan penanganan Covid-19 di pedesaan. (ika/yok)