,

Pertamina EP Cepu Sharing dalam MMD IV

Pemaparan materi diskusi oleh Edi Arta dari Pertamina EP Cepu

 

BOJONEGORO – Match Making Dialog (MMD) IV yang digelar pertengahan Oktober 2017 lalu adalah kegiatan yang melibatkan tiga stakeholder utama (LSM, Pemerintah, Perusahaan-perusaan pelaku CSR) di wilayah Jawa Timur.

Task Force Jawa Timur anggota Konsil LSM Indonesia telah melaksanakan tiga kali Match Making Dialog, dimana kegiatan pertama dan kedua dilaksanakan di kota Surabaya yang mengangkat isu tentang pelaksanaan CSR yang berkelanjutan yang berdampak pada pengurangan kemiskinan.

Sedangkan Match Making ketiga terlaksana di kota Malang dengan isu tentang mendorong sinergi multi pihak dalam mewujudkan kota layak anak. Diskusi yang diselenggarakan di Creative Room, lantai 6 gedung Pemkab Bojonegoro di hadiri oleh 17 peserta dari 3 elemen yaitu pemerintah, perusahaan dan NGO. Dan difasilitasi oleh Suti’ah (LPKP Malang).

Pertamina EP Cepu adalah perusahaan yang baru lahir bertepatan dengan kegiatan Blok Cepu. Yang diminta untuk mendampingi ExxonMobil agar mendampingi Blok Cepu. Sedangkan proyek Pertamina EP Cepu sendiri ada di lapangan Jambaran dan lapangan Tiung Biru.

Baca juga:  Diskusi Reboan: Transformasi Digital untuk Ketahanan dan Kemandirian Ekonomi UMKM

Hal itulah yang disampaikan Edi Purnomo, perwakilan dari Pertamina EP Cepu sebagai narasumber pertama. Sebagai materi pembuka, Edi P menyampaikan pengenalan tentang PEPC dan memaparkan wilayah kerja dari Pertamina EP Cepu tersebut.

Kemudian disambung dengan paparan oleh Edi Arto yang juga perwakilan dari Pertamina EP Cepu tersebut. Menurut Edi, pihaknya memiliki filosofi bahwa selalu bergandengan adalah komposisi tepat untuk membangun energi baru. Guna menumbuhkembangkan kehidupan yang lebih baik bersama Pertamina EP Cepu.

Edi Arto memaparkan empat pilar yang dimiliki Pertamina EP Cepu, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan infrastruktur, serta pemberdayaan. Model CSR di Pertamian EP Cepu dilaksanakan dengan metode partisipatif atau dengan datang langsung. Yaitu masyarakat kita libatkan di dalam kegiatan.

“Ada tiga target operasi. Yaitu ring 1 2 dan 3. Namun tidak menutup kemungkinan kegiatan kami terkait CSR itu agak melebar,” tambahnya.

Baca juga:  Warga Boti Sambut Pelaksanaan PIJAR

Edi Arto menyampaikan, dalam melaksanakan CSR, pihaknya memiliki 3 item utama pendanaan. Antara lain yang pertama CSR PEPC (khusus budgedting dari internal PEPC), kedua bugdet atas izin dari pemerintah dan ketiga dana corporate internal yang bersinergi dengan persero.

Kemudian dalam implementasi program, Pertamina EP Cepu memiliki rute untuk berkomunikasi. Pertama dengan Assesment baik dari dokumen skunder maupun dari studi ekonomi tentang potensi yang ada di masyarakat. ”Dari sinilah kita merencakan sebuah program dan kami sosialisasikan,” ujarnya.

Sosialisasi ada banyak teknis pelaksanaannya, kata Edi. Dan biasanya berupa koordinasi secara informal atau langsung berupa musyawarah bersama, sampai pada pelaksanaan, monitoring dan  evaluasi. ”Kita melaksanakan setiap program dari awal sampai akhir selalu ada musdes,” ujarnya.

Selain itu, Edi juga memaparkan beberapa kegiatan yang telah dilakukan dan dikembangkan oleh Pertamina EP Cepu yang juga dalam pelaksanaannya menggandeng NGO.

Baca juga:  Sosialisasi Program Pengembangan Jaringan Air Bersih

Antara lain Pengelolaan air bersih di Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo yang didampingi IDFoS Indonesia. Di awal, pihaknya hanya mampu menjangkau 10 rumah dan sampai sekarang sudah mengcover hampi 390 sambungan rumah. ”Dan sebelum pendampingan yang terakhir kemarin, kami mendorong untuk menanam tanaman untuk menjadi konservasi sumber mata air,” paparnya

Kemudian pendampingan kepada pengrajin batik oleh  Ademos. Ini dimulai di tahun 2014. ”Semoga berhasil di 2019 dan harapannya sampai berkelanjutan dan mandiri,” imbuhnya.

Program-program lain yang dilakukan Pertamina EP Cepu adalah teknik sablon, dan handycraft yang bekerja sama dengan BLK Bojonegoro. Namun dari semua peserta yang ikut, yang eksis tidak sampai 70  persen

Match Making Dialog yang melibatkan tiga elemen ini tujuannya sebagai media komunikasi yang nantinya dapat menjalin sinergi dan kerjasama, serta membangun kesepahaman bersama mengenai pendekatan CSR yang dapat memberikan manfaat langsung pada masyarakat yang berkelanjutan dan berjangka panjang. (ika/yok)