PEPC Bersama Para Pihak Lakukan Konservasi Hutan dengan Menanam Ribuan Pohon di Petak 52-A1
Bojonegoro, 16 Oktober 2024 — Meski terik matahari menyengat di tengah kawasan hutan Petak 52-A1, Desa Ngasem, semangat para peserta kegiatan tanam pohon tetap tak surut. IDFoS Indonesia bekerja sama dengan Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 menggelar kegiatan penanaman pohon bersama para pihak dalam Program Agrosilvopastura. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan jumlah tanaman tegakan dan tutupan lahan di area seluas 17,71 hektar tersebut.
Kawasan Petak 52-A1 menghadapi tantangan minimnya tutupan lahan, dan sekitar 4,1 hektar telah dialokasikan khusus untuk konservasi hutan dengan ditanami pohon Multi Purpose Tree Species (MPTS). Dalam kegiatan ini sebanyak 4.400 pohon keras dan 3.500 tanaman semak ditanam untuk menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan produktif, demi masa depan yang lebih hijau.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 58 peserta, terdiri dari Perhutani KPH Bojonegoro, CDK Bojonegoro, Asper, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, Lazisnu, LMDH Ngasem Barokah serta sejumlah manajemen PEPC Zona 12 dan Tim IDFoS Indonesia.
Agung Prabowo dari PEPC Zona 12 dalam sambutannya menjelaskan, “Kegiatan ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial kami untuk melestarikan lingkungan. Selain menjaga keanekaragaman hayati, kami berharap dapat mendukung peternakan dan pertanian berkelanjutan di wilayah ini.”
Selain penanaman pohon, peserta juga diajak berkeliling lokasi oleh Sunariyo, Manager Program Agrosilvopastura. Mereka melihat budidaya kambing yang kotorannya dimanfaatkan sebagai pupuk alami, serta embung yang airnya dimanfaatkan untuk pertanian, kehutanan, dan peternakan, dibantu oleh tenaga panel surya sebesar 8.800 watt. “Dulu, lahan ini tidak produktif, tapi sekarang berkat kerja keras LMDH mengolah tanah dengan kotoran kambing, tanahnya sudah jauh lebih subur,” ujar Edi Arto.
Ketua IDFoS Indonesia, Joko H. Purnomo, menyampaikan bahwa program ini juga bertujuan mengurangi emisi karbon. Setiap pohon yang ditanam bisa menyerap sekitar 25 kg CO2 per tahun. “Alhamdulillah, selama tiga tahun ini, kami berhasil menemukan pola peternakan kambing yang cocok dan pohon-pohon seperti kemiri, jambu air, dan pisang Cavendish dan tanaman lainnya tumbuh dengan baik,” ungkapnya.
Setelah penanaman simbolis, para peserta duduk bersama di bawah pohon yang rindang untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman. Meski cuaca panas, semangat mereka tak luntur. Mereka membahas langkah-langkah untuk memastikan keberhasilan program ini di masa mendatang.
Kegiatan ini bukan sekadar penghijauan, tapi juga bentuk usaha bersama untuk menjaga keseimbangan alam, melawan perubahan iklim, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Harapannya, program ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan serta masyarakat yang terlibat.