Tidak Bergantung Migas, Pemkab Dorong Sektor Pertanian

BOJONEGORO – Klaim pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Bojonegoro yang mencapai 19,47 % membuat berbagai kalangan mempertanyakan hal tersebut.

Jika dilihat dari indikator ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi yang tinggi salah satunya karena efektifnya pembangunan ekonomi. Namun, hal tersebut menjadikan pertanyaan bagi beberapa tokoh di Bojonegoro yang dikupas dalam seminar “Testimoni Pertumbuhan Ekonomi 19,47 %”. Apakah pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut telah berdampak pada sektor rill di Bojonegoro?

Menurut Eryan Dewi Fatmawati, perwakilan dari Bappeda, pertumbuhan ekonomi 19,47 % tersebut adalah salah satu dampak adanya ekploitasi migas dengan persentase 13,57 %. Sedangkan sector nonmigas tumbuh 5,9 %.

Bagi daerah penghasil migas, pertumbuhan ekonomi yang tinggi bukanlah hal yang luar biasa.  “Kita tak boleh bergantung pada migas. Karena pada dasarnya, Bojonegoro bergantung pada pertanian. Karena itu, Pemkab Bojonegoro berusaha menumbuhkan sektor industri pertanian. Kita punya double track, banyak investor yang mulai tertarik untuk berinvestasi di Bojonegoro,” katanya.

Baca juga:  FGD Pro Mama Asih di Puskesmas Gayam

Sektor Pertanian Bojonegoro

Eryan menambahkan, tingginya PDRB di Bojonegoro diperankan oleh tiga sektor. Yakni, migas, pertanian, dan perdagangan. Namun, pemkab tidak selalu bergantung dengan migas. Pemkab akan mendorong sektor pertanian dan investasi yang ramah.

Takutnya, lanjut dia, saat migas sudah habis Bojonegoro masih miskin seperti yang terjadi di Riau. Kita  tidak ingin seperti itu. Selanjutnya, kita akan mewujudkan dengan sektor pertanian dan investasi yang ramah.

”Kita mendorong dengan upah pedesaan di lima kecamatan yang kecil. Kebijakan Bojonegoro mendorong UUP, permudahan izin, kita juga memfasilitasi dengan menyewakan gudang, dan insentif pengurangan pajak. Sampai 5 tahun mereka bebas pajak,” pungkasnya.

Selain itu, Bojonegoro juga menyediakan pelatihan 9.000 orang tidak bersertifikasi dan 3.000 bersertifikasi. Jadi, jika perusahaan ingin membutuhkan tenaga kerja, disnakertransos dapat mengambil pekerja dan melatih. Hal ini untuk mengatasi pertumbuhan manufactur yang pertumbuhannya menurun. (iwd/yok)

Baca juga:  Hari Hutan Sedunia, GELAR Tanam 10 Ribu Pohon di Bojonegoro-Tuban