Harapkan Sekolah Desa Dikembangkan di Lebih Banyak Desa
BOJONEGORO – Sekolah Desa yang diselenggarakan IDFoS Indonesia di kompleks Toyo Aji, Desa Wedi, Kecamatan Kapas, pada 12-13 Februari 2017 lalu, mendapatkan respons yang positif dari peserta.
Sekolah Desa Angkatan III tersebut mengusung tema “Wujudkan Tatakelola Pemerintahan Desa yang Baik dan Bersih.”
Shokib Akhmadi, salah satu peserta Sekolah Desa dari Desa Karangagung, Kecamatan Palang, Tuban, menyampaikan, kegiatan sekolah desa ini sangat bermanfaat bagi peserta yang memang notabene adalah para pelaku kebijakan di desa yang meliputi perangkat BPD, LPMD pelaksana teknis kegiatan, sehingga kegiatan ini perlu dilanjutkan dan dikembangkan lebih jauh.
Menurut dia, karena kegiatan ini bermanfaat untuk desa, kalau bisa sekolah desa dikembangkan tidak hanya di desa-desa yang dilalui oleh jalur pipa proyek lapangan minyak Banyu Urip saja, tapi mungkin bisa mengembang ke desa-desa yang lain.
Hal itu, kata Shokib, mungkin bisa dilakukan oleh IDFoS Indonesia. Karena, secara langsung melakukan kegiatan di desa. Atau mungkin bisa mengambil “pilot project” di satu kecamatan untuk mencari beberapa peserta dari masing-masing desa untuk diajari dan diberikan bimbingan dalam materi-materi sekolah desa.
Selanjutnya nanti bisa dikembangkan di desa-desa lain dalam satu kecamatan tersebut. “Sehingga bisa lebih merata dan bisa dirasakan oleh seluruh yang ada di desa, baik Bojonegoro maupun Tuban,” katanya.
Untuk kegiatan materi dalam pelatihan ini, dia mengaku belum menemukan pelatihan teknis. Maksudnya terkait pembuatan RAB dan desain.
”Itu sangat dibutuhkan sekali, karena selama ini masyarakat tidak akan bisa melakukan pengawasan secara lebih mendalam, karena tidak memiliki kemampuan dalam bidang teknis,” ujarnya.
”Kalau masyarakat bisa mengetahui secara teknis sebuah bangunan, maka masyarakat bisa mengukur kebenaran dari sebuah kegiatan pembangunan tersebut. Itu dari sisi masyarakat,” lanjutnya.
Dia menambahkan, dari sisi pemdes dalam hal ini perangkat sebagai pelaksana teknis maupun teman-teman yang ada di LPMD, 90% tidak memiliki kemampuan dalam bidang teknis itu, sehingga banyak RAB yang biasanya dikerjakan oleh pihak pekerjaan umum (PU), baik PU di Kabupaten maupun kecamatan.
“Sehingga masyarakat dalam hal ini adalah LPMD sebagai pelaksana dan perangkat desa tidak memiliki kemampuan dalam bidang itu,” paparnya.
Shokib sendiri meyakini IDFoS memiliki tenaga teknis untuk bisa mengajari masyarakat melakukan pelatihan dalam bidang teknis tersebut, atau pelatihan kader teknis untuk pembuatan RAB dan desain. “Hal Itu sangat penting sekali,” tuturnya.
Sekolah Desa dilaksanakan dalam tahapan program PATRA DAYA, salah satu program yang didampingi IDFoS Indonesia bekerja sama dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Pertamina EP Cepu, Badan Kerjasama Blok Cepu atas persetujuan SKK Migas. (ika/yok)